BANTENRAYA.COM – Sastrawan Asean Muhammad Rois Rinaldi mendorong dan memotivasi para pemuda Kota Cilegon untuk menulis sastra.
Hal itu disampaikan Rois Rinaldi pada kegiatan Bincang Buku ‘Tumbuh Meski Tak Utuh (TMTU)’ di Cafe Teman Baru, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Cibeber, Minggu 19 November 2023.
Rois Rinaldi mengatakan, bahasa sastra itu tidak menakutkan sebagaimana bayangan dari. para generasi milenial dan Z.
“Bahasa Indonesia atau bahasa apapun yang mereka gunakan adalah bahasa yang akrab dengan mereka,” kata dia.
Menurut Rois, seseorang yang ingin menulis sastra tidak harus berbahasa atau meniru bahasa Chairil Anwar.
Sebab, sambungnya, bisa saja bahasa sastra hari ini menggunakan cara bahasa generasi milenial maupun gen-Z.
Baca Juga: ASYIK! Alokasi Dana Desa dari Pemprov Banten Naik Jadi Rp100 Juta di Tahun Depan
“Mereka itu berhak memberikan satu tawaran diksi-diksi baru sesuai zamannya,” ungkapnya.
“Ingat, loh kata ‘aku’ dianggap sangat tidak sopan oleh Balai Pustaka, kemudian Chairil menggunakan, padahal masa itu masih ‘hamba’ dan ‘sahaya’,” tambahnya.
Rois menyampaikan, para pemuda Cilegon mulai sekarang harus mencoba menulis apapun, termasuk sastra.
Karena, menurutnya, menulis merupakan cara seseorang menghargai dirinya sebagai manusia yang berpikir.
“Menulis adalah jalan satu-satunya, jika kalian mengerti apa itu menulis sebenarnya,” tegasnya.
Sementara itu, penulis buku TMTU Deby Rosselinni berharap generasi muda Cilegon bisa menjadi penulis yang baik dan karya-karyanya dikenal secara luas baik nasional maupun internasional.
Baca Juga: Bangun Kota Cilegon, Sanuji Pentamarta Wanti-wanti Ormas Jangan Gerak Sendirian
Deby mengakui, proses menulis memang tidak mudah, rintangan dan halangan pasti ada, tetapi harus dimaknai sebagai sebuah tantangan sendiri.
“Teman-teman yang menulis itu merasa sulit karena ada dikte,” ujar dia.
Deby menginginkan, ke depannya lahir penulis-penulis baru yang membawa warna baru bagi kemajuan literasi di Indonesia, khususnya di Cilegon.
Baca Juga: Survei IPRC: Warga Puas dengan Kinerja Calon Gubernur Banten Wahidin Halim Saat Masih Menjabat
Ia mencontohkan sosok Chairil Anwar yang sampai hari ini dikenal sebagai penyair, pendobrak sastra Indonesia, karena berani keluar dari pakem yang sudah ada pada zamannya.
“Kita menunggu warna baru dari generasi Z, dan menulis itu dapat mentransferkan apapun kepada para pembaca,” pungkasnya. ***