BANTENRAYA.COM – Wakil Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat Republik Indonesia atau MPR RI, Yandri Susanto, menantang para pengusaha Nahdliyin untuk menseriusi ekonomi umat.
Tantangan Yandri Susanto ini terungkap pada pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin atau HPN Provinsi Banten masa khidmat 2021-2026.
Pelantikan HPN Provinsi Banten dilaksanakan di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Senin 6 Maret 2023.
Baca Juga: Istri Wadir Intel NTT Minta Tolong Kapolri, 3 Anaknya Tak Sekolah
“Nah melalui HPN ini saya berharap ekonomi umat itu benar-benar diseriusi, karena saya sampaikan tadi ke fakiran itu akan mendekatkan kekafiran,” ujar Yandri Susanto, dalam sambutannya.
Yandri Susanto mengungkapkan, hari ini ada sekitar 72 persen umat Islam yang tidak bisa membaca Alqur’an.
“Alasannya karena tadi, susah pak, kami mau ngaji bagaimana, mau makan aja susah, jadi kalau diberdayakan ekonominya, in syaa Allah menyelesaikan kebodohan dan kemiskinan,” jelas dia.
Baca Juga: Waduh…Gegara Angkat Telpon, Seorang Pengusaha di Malaysia Harus Rela Uang Raib Hingga Miliyaran
Menurut Yandri Susanto, potensi pondok pesantren untuk menggerakkan ekonomi di internalnya sangat potensial. Yandri Susanto membayangkan bila pondok pesantren yang jumlah santrinya 5.000 orang, 6.000 orang, 1.000 orang, dan paling sedikit ratusan orang.
“Maka tadi saya tantang bagaimana pondok pesantren itu bukan pihak yang konsumtif, tapi sebagai produsen. Minimal kalau dia belum bisa menjadi pelaku usaha, dia tidak menjadi ketergantungan dari pihak luar,” katanya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Amalan yang Harus Dikerjakan Pada Malam Nisfu Syaban
Melalui momentum pelantikan HPN Banten, Yandri Susanto berharap pondok pesantren sebagai area yang sangat potensial untuk digarap pemasaran produk-produk.
“Nah ini penting untuk kita gerakkan ekonomi umat, karena contoh tadi masih dari China, atau beras dari Vietnam, bandeng dari Filipina, masak kita tidak bisa memelihara bandeng orang-orang pesantren, atau orang-orang Banten yang di pinggir-pinggir pantai itu masak tidak bisa memakan usaha bandengnya. Maka ini peluang yang sangat bagus, tapi mesti terkoordinasi dengan baik,” pungkas dia. ***