BANTENRAYA.COM – Di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Presidensi G20 Indonesia, telah diadakan pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), di Bali, Selasa 15 November 2022.
PGII merupakan upaya kolaboratif oleh anggota G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang,
Jerman, Kanada dan Prancis).
PGII yang diluncurkan pertama kali pada Juni 2021 pada KTT G7 ke-47 di Inggris.
Baca Juga: Spoiler Preman Pensiun 7 Episode 16A Malam Ini: Murad Siap Perang, Gobang Sambangi Bang Edi
PGII memiliki komitmen selama 5 tahun ke depan akan menginvestasikan USD 600 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Amerika Serikat Joe
Biden, dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen menjadi tuan rumah.
Mereka menjadi tuan rumah bersama sekelompok pemimpin negara G20 yakni Jepang, Jerman, Korea Selatan, Senegal, Kanada, Argentina, Inggris dan India.
Kegiatan tersebut menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan komitmen guna mempercepat investasi.
Investasi dalam infrastruktur yang berkualitas di negara-negara miskin dan menengah di seluruh dunia serta memperkuat ekonomi global.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
turut mendampingi Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Modyar! Preman Pensiun 7 Episode 15B: Kang Mus Beri Komando Perang, Bang Edi Tak Henti Melawan
Mengawali acara, Presiden Biden menyampaikan perkembangan dan dampak PGII hingga
saat ini.
Mengumumkan proyek-proyek baru, dan memberikan contoh nyata peran AS dan
mitranya bekerja sama untuk memobilisasi modal infrastruktur berkualitas dan pembangunan berkelanjutan.
“Pemerintah AS secara resmi mengumumkan proyek baru PGII antara lain kemitraan Just
Energy Transition Partnership (JETP) yang memobilisasi USD 20 miliar pembiayaan sektor
publik dan swasta untuk Indonesia,” kata Presiden Biden.
“Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact yang telah berhasil meluncurkan USD 698 juta, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang dalam mendukung proyek digital,” tuturnya.
“Mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, dan investasi dalam infrastruktur kesehatan India,” jelas.
Pada sambutannya, Presiden Joko Widodo selaku tuan rumah KTT G20 menyampaikan
bahwa Indonesia selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang.
Baca Juga: Presiden Prancis Jalan Kaki di Bali Viral di TikTok, Sempatkan Gendong Bayi Warga
Krisis multidimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan sendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang, termasuk melalui penyusutan ruang fiskal.
Dukungan yang diberikan PGII harus bersifat country driven dan berdasarkan
kebutuhan riil negara tujuan.
Selain itu, PGII juga harus menjadikan konsultasi dan dialog dengan negara penerima sebagai pedoman utama.
Baca Juga: Lowongan Kerja Bank Muamalat untuk yang Berpengalaman, Syarat Mudah, Gaji Menggiurkan
“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar
memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk
membangun kapasitas dan kemampuan mandiri,” ungkap Presiden Joko Widodo.
“Dengan demikian negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang,” ungkapnya.
Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut juga mengutarakan bahwa upaya PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang juga harus didasarkan pada paradigma kolaborasi.
Baca Juga: Viral Motor Sedang Servis Rutin di Bengkel Lalu Hilang
PGII diminta untuk melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk sektor swasta yang dinilai akan membawa manfaat nyata.
Lebih lanjut, PGII juga harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi.
Sementara itu, Presiden Von der Leyen meyakini bahwa pertemuan PGII pada sela-sela KTT
G20 di Bali dapat menjadi penentu situasi perekonomian dunia.
Baca Juga: SEGERA DAFTAR! Lowongan Kerja Bank Muamalat, Batas Akhir 30 November 2022
“Kami yakin kemitraan dapat menjadi penentu permainan karena dua alasan, pertama PGII tidak hanya menanamkan modal besarnya di infrastruktur, tetapi juga investasi pada kapasitas lokal mitra kami,” ujar Presiden Von der Leyen.
Selanjutnya dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga bertindak sebagai moderator dan mempersilahkan Jerman, Korea Selatan, Senegal, Kanada, Argentina, Inggris, dan India untuk menyampaikan pandangan masing-masing.
Pada sesi akhir kegiatan, Presiden Biden menutup pertemuan PGII tersebut.
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Luar
Negeri serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. ***


















