BANTENRAYA.COM – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr Siti Fadilah Supari memberi kritik atas kebijakan pemerintah terkait pelarangan penjualan obat sirup secara masif.
Kebijakan yang dikiritik Siti Fadilah Supari itu diterapkan usai ditemukannya cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di atas ambang batas aman yang ditentukan Farmakope yaitu 0,1 persen.
Siti Fadilah Supari menyayangkan langkah dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ia menilai seharusnya terlebih dahulu mengecek kadar EG dan DEG dalam seluruh obat sirup yang diduga berbahaya ketika menginstruksikan menyetop penjualan obat sirup ini di pasaran.
Benarkah cemaran EG dan DEG dalam obar sirup tersebut kadarnya lebih dari 0,1 persen atau tidak.
“Menurut saya, jangan sembrono tho! Mungkin tidak semua obat sirup itu mengandung pencemaran EG dan DEG (di atas ambang batas),” ujarnya dikutip dari kanal YouTube Siti Fadilah Supari Channel yang diunggah pada 25 Oktober 2022.
“Ya kalau memang belum tercemar (EG dan DEG di atas ambang batas) masih boleh boleh saja (dijual),” katanya.
Siti Fadilah Supari juga mengajak masyarakat berpikir logis terkait kandungan cemaran EG dan DEG pada obat sirup baik obat batuk maupun parasetamol.
“Kita sudah memakai parasetamol itu sejak puluhan tahun lho! Tapi nggak ada apa apa tuh! Tapi tidak pernah terjadi outbreak gagal ginjal akut pada populasi tertentu,” ujarnya.
Baca Juga: SP3 Kasus Mafia Tanah, Saksi Ahli dari Untirta Sebut Penyidik Polda Tak Cermat Lakukan Penyidikan
“Lho kok ini tiba-tiba ada (kasus gagal ginjal akut). Mestinya kita harus berpikir, ada apa dong,” ucapnya.
“Apa benar memang penyebab utamanya (gagal ginjal akut) karena pencemaran EG dan DEG pada obat sirup. Kalau bukan bagaimana?” sambungnya.
Untuk itu, Siti Fadilah Supari meminta Kemenkes dan BPOM agar mencermati dengan secermat-cermatnya kejadian gagal ginjal akut dari sebab-sebab lainnya.
Baca Juga: Suami Lesti Kejora Bikin Ulah Kembali, Rizky Billar Kena Semprot Tetangga: Jangan Ngebut-ngebut
Bisa saja mungkin tercemar EG dan DEG di atas ambang batas.
Bisa juga karena infeksi bakteri, tapi kemungkinannya kecil bisa sampai gagal ginjal akut kalau infeksinya sama seperti yang dulu-dulu.
“Mungkin juga ada efek dari sindrom Covid. Bagi anak yang pernah kena Covid mungkin saja organnya suatu saat bisa terganggu, salah satunya ginjal,” tuturnya. ***