BANTENRAYA.COM – Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memberikan banyak stimulus.
Selain itu, hal lain yang difokuskan adalah mencetak banyak wirausaha baru sehingga berdampak pada terserapnya tenaga kerja.
Wirausaha ini juga diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi nasional ditengah ketidakpastian ekonomi global.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia mendukung penuh visi ekonomi negara dengan salah satunya menggelar workshop nasional kewirausahaan dengan tajuk Perbaikan Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Daerah.
Dalam acara yang digelar secara hybrid pada 8 sampai 10 Juni 2022, Kemenpora mengatakan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan para wirausaha atau pun calon wirausaha.
“Kami berupaya melalui workshop ini ingin meningkatkan kemampuan para atau calon wirausaha,” ujar Syhabuddin, Kasubid Pengembangan Potensi Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora pada Rabu, 8 Juni 2022.
Lebih lanjut, Imam Gunawan, Plt. Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda mengatakan akan terus menggalakkan upaya pengembangan kewirausahaan, karena itu adalah hal yang penting.
Dia mengatakan, pemerintah memiliki target untuk menciptakan satu juta wirausaha baru hingga akhir tahun 2024 mendatang.
“Target hingga 2024, satu juta wirausaha baru,” ujar Imam Gunawan.
Imam juga menambahkan, menciptakan sebanyak-banyaknya titik pertumbuhan wirausaha itu sangat penting. Katanya, untuk melakukan hal tersebut, tidak bisa hanya pemerintah pusat saja yang bertindak, melainkan berbagai pihak.
“Yang paling penting, kita menciptakan itu semasif mungkin, di manapun, di daerah, di sekolah-sekolah, di pesantren, dan lainnya,” tuturnya.
“Pengembangan kewirausahaan tidak hanya agenda Kemenpora. Agenda ini adalah agenda bersama. Ownership-nya program ini menjadi milik bersama,” lanjut Imam Gunawan.
Dalam pembukaan acara yang dihadiri oleh perwakilan Dispora dari berbagai daerah di Tanah Air, serta sejumlah perwakilan instansi dan lembaga lainnya itu, Imam Gunawan juga menggarisbawahi soal perbedaan pelaku wirausaha dengan pelaku UMKM.
Menurut penjelasannya, membedakan definisi UMKM dan wirausaha itu penting, supaya mengubah mindset atau pandangan.
“Wirausaha bisa menjadi UMKM, karena bisa jadi industri besar, tetapi UMKM belum tentu bisa menjadi wirausaha,” kata Imam.
Saat ini, lanjut Imam, mayoritas pelaku industri di Indonesia adalah UMKM, bukan wirausaha. Imam juga menyebut, seseorang yang memiliki usaha yang settle, namun yang mengerjakan hanya dia sendiri dan produknya hanya itu-itu saja, tidak bisa disebut sebagai wirausaha.
“Wirausaha bukan sekedar sosok yang bisa berusaha. Di sana harus ada value-nya, karakternya, karakter kreatif dan inovatif,” ujar Imam.
Dengan diadakannya workshop nasional Perbaikan Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Daerah, Imam Gunawan berharap ke depannya, ada inisiasi-inisiasi pengembangan kewirausahaan di daerah-daerah dengan pendekatan yang keren.
Tantangan pengembangan kewirausahaan
Dalam workshop tersebut, disinggung juga soal tantangan pengembangan kewirausahaan oleh Syhabuddin, selaku Kasubid Pengembangan Potensi Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda.
Syhabuddin menjabarkan, diproyeksikan pada tahun 2030 mendatang, tantangan dalam pengembangan kewirausahaan akan lebih besar lagi. Lebih lanjut, dia juga menyinggung soal banyaknya perusahaan rintisan alias start-up yang beberapa waktu belakangan dikabarkan runtuh.
“Proyeksi 2030 tantangan dalam pengembangan kewirausahaan akan lebih besar lagi. Ditambah start-up yang banyak mulai runtuh,” katanya.
Lebih lanjut Syhabuddin menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan rintisan mulai mengalami keruntuhan.
“Salah satunya adalah kesusahan akses terhadap permodalan. Kemudian segmentasi pasar yang belum jelas, serta skill yang belum mumpuni untuk scale-up bisnisnya,” papar Syhabuddin.
Kemenpora berharap, ke depannya pengembangan kewirausahaan dapat dilakukan oleh berbagai stakeholder, mulai dari pusat hingga di daerah-daerah.***

















