BANTENRAYA.COM – Puluhan jurnalis muda yang merupakan mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin atau UIN SMH Banten digembleng.
Mereka digemblang dalam Masa Orientasi SiGMA (MOS 2022) yang digelar Lembaga Pers Mahasiswa SiGMA UIN SMH Banten.
Puluhan jurnalis muda ini akan mengikuti Masa Orientasi SiGMA (MOS 2022) UIN SMH Banten selama empat hari.
Baca Juga: Bus ALS Terbakar di Sijunjung, Penumpang Panik Berhamburan Keluar Menyelamatkan Diri
Puluhan Jurnalis Muda Digembleng di Masa Orientasi SiGMA (MOS 2022) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Menurut Pimpinan Umum LPM SiGMA Fajri Munawir, Masa Orientasi SiGMA (MOS 2022) adalah program satu tahun sekali dalam satu tahun kepengurusan di LPM SiGMA.
Tujuannya adalah mencari bibit jurnalis, penyiar radio, jurnalis televisi, dan penyiar televisi di pers kampus.
Mereka adalah mahasiswa baru yang merupakan calon jurnalis muda yang menyukai dunia jurnalistik dan broadcasting.
“MOS 2022 diikuti 41 mahasiswa yang berasal dari lima fakultas di UIN SMH Banten,” kata Fajri di sela pelaksanaan MOS 2022 yang digelar di Aula Sadjli Hasan kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Jumat, 13 Mei 2022.
Adapun kelima fakultas itu yaitu Fakultas Saintek, Fakultas Dakwah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushuludin dan Adab, dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Baca Juga: Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau, Level Belum Turun hingga Erupsi Masih Terus Terjadi
Fajri mengatakan, MOS 2022 akan berlangsung selama empat hari sampai dengan 15 Mei 2022 mendatang.
Para peserta akan mengikuti sejumlah materi dari para alumni SiGMA yang sudah kompeten di bidang masing-masing.
Mereka sudah menjadi wartawan, penyiar, dan layouter dan designer profesional.
Baca Juga: Kembali Berulah, Kini Heboh Video Zinidin Zidan yang Dinilai Permainkan Adzan
Fajri mengungkapkan, MOS 2022 mengambil tema “membentuk karakter jurnalis yang kritis, tanggap, dan profesional” karena dia melihat saat ini mahasiswa lebih banyak yang kritis tetapi hanya spontanitas tanpa kedalaman.
Mahasiswa juga lemah dalam budaya baca sehingga pada akhirnya melemahkan pemikiran mereka sebagai mahasiswa yang dituntut kritis.
“Dengan tema ini diharapkan para mahasiswa bisa memiliki karakter sebagai jurnalis yang kritis dan profesional,” katanya. ***