BANTENRAYA.COM – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) kembali mengukuhkan empat guru besar.
Pengukuhan empat guru besar ini dilaksanakan di Gedung Auditorium Untirta Kampus Sindangsari, Kabupaten Serang.
Keempat guru besar yang dikukuhkan di antaranya adalah Wahyu Susihono, yang menyampaikan pidato ilimahnya tentang Peran Ergonomi dalam Peningkatan Kesehatan Kerja dan Kualitas Hidup Manusia pada Industri Manufaktur.
Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata cara Lengkap Mandi Wajib Sebelum Ramadhan untuk Laki-laki dan Perempuan
Asep Muhyidin yang menampaikan pidato ilmiah tentang Aspek Gramatikal dalam Wacana Fiksi dan Skenario Pembelajaran pada Era Masyarakat 5.0.
Erlina Yustanti yang menampaikan pidato ilmiah tentang Rekayasa Nanomaterial Berbasis Dielektrik dan Magnetik dalam Meningkatkan Unjuk Kinerja Lebih Unggul.
Terakhir, Nurhaedah Gailea yang menampaikan pidato ilmiah tentang Perempuan di Masa Lampau dan Masa yang akan Datang sebagaimana Tercermin dalam Fiksi Indonesia dan Amerika suatu studi Lintas Budaya.
Baca Juga: Gratis! 12 Link Twibbon Puasa Ramadhan 2022 Paling Baru Desain Menarik, Lengkap dengan Cara Pakainya
Rektor Untirta Fatah Sulaiman dalam sambutannya mengaku bangga dan bahagia dengan bertambahnya guru besar di berbagai bidang ilmu tersebut.
Rektor juga menyampaikan dengan bertambahnya guru besar ini, tentu saja akan menambah kekuatan intelektual institusi dan khasanah keilmuan yang lebih variatif.
Menurutnya, pengukuhan Guru Besar ini akan menjadi kekuatan akademik, agar tetap konsisten dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Baca Juga: Pernah Diklaim Bangkrut, Ternyata Krakatau Steel Mencatat Untung bersih Rp891,6 Miliar Selama 2021
“Hadirnya para guru besar baru di berbagai disiplin ilmu harus mampu memberikan pencerahan ke masyarakat dalam menumbuhkembangkan peradaban baru berbasis ilmu pengetahuan,” tuturnya.
“Selain pencapaian akademik, seroang guru besar yang akan menjadi sumber inspirasi ilmu pengatahuan bagi para generasi muda baik dosen maupun mahasiswa,” katanya.
“Seorang Guru Besar juga harus menjadi suri tauladan yang baik dan bijak yang membawa kewibawaan akademik dan nama besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,” ungkapnya.
Baca Juga: Bergelombang dan Rusak, Jalan Menuju Pintu Tol Serang Timur Astra Infra Membahayakan
Fatah mengatakan, menjadi guru besar, bukanlah akhir dari pencapaian akademik akan tetapi menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Ia juga mengatakan akademisi juga harus lebih bijak, memiliki tanggung jawab moral melalui karya yang diakui oleh sivitas akademika Untirta maupun masyarakat.
Ketua Majelis Guru Besar Untirta Sholeh Hidayat yang menjadi pemimpin dalam pengukuhan ini mengatakan, guru besar merupakan pencapaian jabatan fungsional tertinggi, terdidik dan amat terpelajar.
Baca Juga: Cek Asam Urat Kamu dengan Cara Ini, Normal atau Tinggi?
Berdedikasi tinggi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidangnya untuk kemajuan kemaslahatan bangsa dan umat manusia.
“Tentu masyarakat luas menanti peran dan kontribusi para profesor atau guru besar. Itu sebab dibalik jabatan fungsional dosen tertinggi itu ada ilmu pengetahuan, perjuangan, kerja keras dan dedikasi,” tuturnya.
“Lebih dari itu dibalik Guru Besar adalah sebuah kearifan. Kami ucapkan selamat kepada empat guru besar yang dikukuhkan,” ujarnya.
Baca Juga: Bali United Juara Liga 1 2021 – 2022, Perwakilan Sumatera dan Papua Tak ada di Liga 1 2022 – 2023
Pada pengukuhan ini, yang membacakan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Pengangkatan Guru Besar dilakukan oleh Sekretaris Majelis Guru Besar Untirta Meutia.
Lalu pidato ilmiah tentang Kontribusi Zakat terhadap Perekonomian pada Masa Covid-19 di Indonesia disampaikan oleh guru besar di bidang hukum islam, Palmawati Taher.
Pidato ilmiah ini disampaikan dalam rangka dirinya menerima anugerah Satyalancana Abyasa Utama.
Kegiatan ini dilaksanakan secara hibryd melalui Instagram dan YouTube Untirta Offical dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. ***

















