BANTENRAYA.COM – Hubungan sosial dengan tetangga atau sesama harus tetap dijaga, karena meskipun shalat dan puasa sunah rajin tidak akan masuk surga.
Demikian disampaikan Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam ceramahnya seperti dikutip bantenraya.com dari YouTube Ustadz Abdul Somad Official berjudul ‘Tanya Jawab Tentang Fiqih di Masjid Nurul Imah, Tani Asih, Medan Sunggal, Jumat, 1 November 2021.
Kata UAS, saat ini umat Islam lebih banyak mementingkan ibadah mahdoh dibandingkan ibadah muamalah.
Ibadah mahdoh, kata UAS, seperti shalat, puasa sunah, zikir, dan membaca Al-quran.
“Sibuk dengan itu, tapi kurang pada muamalah,
interaksi sosial. Shalat rajin, puasa rajin, tapi tetangga salah parkir keluar kebun binatang dari mulutnya (Berkata binatang_red). Puasa sunah rajin, zikir rajin tapi cakap kasar (Berkata kasar_red). Shalat rajin, puasa rajin, maulud rajin, ceritakan aib tetangga lebih rajin. Shalat rajin, puasa rajin tapi minjem rantang tak balik sudah tiga bulan,” kata UAS.
Menurut UAS, prilaku tersebut tidak sesuai dengan ibadah mahdoh yang dilakukannya.
Orang seperti itu, kata UAS, disebut jahil.
Baca Juga: Bakal Calon Bupati Serang Mulai Bermunculan, Kader PDIP Ini Salah Satunya
“Ini tidak sesuai antara ibadah mahdoh, ibadah mahdoh yang murni, pure, orisinal dengan muamalah, interaksi sosial. Orang yang bagaimana ini? orang ini orang yang jahil, tak mengerti ajaran Islam,” ungkapnya.
Meskipun ibadah mahdohnya rajin, UAS melanjutkan, orang seperti itu tetap nanti akan dituntut atas perbuatannya di Padang Mahsyar.
“Inilah disebut dengan muflis, bukan mukhlis. (Kalau) mukhlis orang ikhlas, muflis orang bangkrut. Di Yaumul Kiamah, dia datang kepada Allah, solatnya banyak, puasanya banyak, zakatnya banyak, hajinya banyak, tapi ternyata lidahnya kasar mencaci maki si fulan (seseorang),” ungkapnya.
Baca Juga: Belum Tetapkan Tersangka Kasus Kecelakaan Vanessa Angel, Polda Jatim Bantah Lambat
Lebih lanjut UAS menjelaskan, semua pahala atau amal ibadah yang dikerjakannya nanti akan diambil orang di Yaumul Kiayamah.
Sementara pahala ibadah untuk dirinya sudah tidak ada lagi.
“Datang orang mengambil (pahala) shalatnya, datang orang mengambi puasanya, datang orang mengambil hajinya. Amal pahalanya sudah habis, sementara orang tetap mengantri menuntut, ditimpakan kepada dia, dicampakkan dia ke neraka jahanam. Bukan karena tak shalat, tapi karena muamalat, hubungan sosialnya tak baik,” tegasnya.
Baca Juga: Infused Water Bagus Pakai Buah Kering, Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar
UAS menambahkan, untuk mempererat hubungan sosial dengan tetangga bisa dilakukan dengan shalat berjamaah di masjid.
“Insayaallah kalau dia shalat ke masjid, kenal sama tetangga, hubungan interaksi sosialnya baik. Habluminallah wahabluminannas,” pungkasnya.
Dengan hubungan erat antar tetangga juga meningkatkan kepedulian antar sesama. Wallahualam bissawab. ***