BANTENRAYA.COM – Sejumlah nelayan di Pandeglang Selatan terpaksa menghentikan aktivitas melaut akibat cuaca ekstrem.
Angin kencang yang menerjang Perairan Selat Sunda mengakibatkan ketinggian ombak mencapai tiga meter.
Seorang nelayan di Kecamatan Panimbang, Jumadi mengatakan, saat ini cuaca laut sedang buruk. Nelayan lebih memilih tidak melaut karena gelombang tinggi.
BACA JUGA: Komitmen Sharp Selama 25 Tahun Hadirkan Udara Bersih di Ruangan
“Sudah dua minggu saya tidak pergi melaut, karena angin barat yang kencang di tengah laut,” katanya, Rabu (12/11).
Kata Jumadi, angin barat bisa membahayakan nelayan jika dipaksakan melaut, khususnya nelayan menggunakan perahu kecil.
Sebab, selama angin kencang ikan di laut sulit untuk ditangkap.
“Musim angin barat seperti sekarang ini kita nelayan perahu kecil gak meluat, ikan juga susah ditangkap,” ujarnya.
Nelayan lain warga Kecamatan Labuan, Darkati mengatakan, gelombang tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir membuat mereka memilih tidak melaut demi keselamatan.
Selama tidak meluat, nelayan lebih memilih memperbaiki perahu.
“Sudah empat beberapa hari ombak laut besar, jadi tidak bisa ke laut. Selama tidak melaut ya paling benerin jaring sama perahu,” tuturnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang, Uun Junandar mengatakan, berdasarkan laporan, banyak nelayan yang tidak melaut akibat cuaca buruk.
Untuk memenuhi kebutuhan nelayan selama tidak melaut, kata Uun, pemerintah akan memberikan bantuan beras.
“Ya, sudah memasuki cuaca buruk. Kami bersama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten sedang mendata nelayan yang akan diberikan bantuan beras. Kita pastikan nelayan dapat menerima bantuan beras pemerintah,” katanya.
Uun mengimbau, para nelayan untuk tidak melaut selama cuaca buruk. Sebab, jika dipaksakan akan berdampak buruk kepada nelayan.
“Jangan sampai memaksakan menangkap ikan, kalau cuaca kurang mendukung. Lebih baik memperbaiki perahu dan alat tangkap,” pesannya. ***
















