BANTENRAYA.COM – Siswa SMAN 1 Cimarga memberikan kesaksikan mengenai aksi mogok sekolah yang sempat membuat heboh.
Diketahui, aksi mogok sekolah tersebut diikuti oleh 630 siswa SMAN 1 Cimarga yang dilaksanakan selama 2 hari pada 13-14 Oktober 2025.
Aksi tersebut digelar pasca terjadinya dugaan kekerasan yang dilakukan Kepala SMAN 1 Cimarga Dini Pitria yang memergoki seorang siswa merokok di lingkungan sekolah, Jumat 10 Oktober 2025.
BACA JUGA: Bocoran Harga Oppo Find X9 Series yang Akan Diedarkan di Pasar Global
Kasus tersebut saat ini sudah berakhir damai, orang tua siswa yang diduga ditampar Dini telah mencabut laporannya ke Polres Lebak.
Meski demikian, aksi mogok sekolah yang dilakukan siswa hingga saat ini masih mendapat respons negatif sebagain warganet.
Mereka menilai jika aksi tersebut merupakan bentuk dukungan alias mendukung aksi merokok di lingkungan sekolah.
BACA JUGA: Program Zakiah Diluncurkan, Warga Kurang Mampu di Kabupaten Serang dapat Layanan Hukum Gratis
Pengakuan Siswi SMAN 1 Cimarga
Seorang siswi SMAN1 Cimarga yang enggan disebut namanya mengatakan aksi mogok sekolah yang dilakukan saat itu adalah bentuk ketidaksetujuan adanya kekerasan di lingkungan sekolah.
Ia membantah jika apa yang dilakukannya dan ratsuan siswa lainnya adalah untuk mendukung siswa merokok di sekolah.
Meski ada mogok sekolah, lanjutnya, saat itu kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tak sepenuhnya berhenti.
Ia mengungkapkan, saat itu guru-guru masih memberikan tugas kepada para siswa secara daring.
“Iya jadi kalau ada info apapun itu kita sama teman-teman lewat WhatsApp saja,” imbuhnya.
Saat aksi itu berlangsung, lanjut dia, orang tuanya selalu memaksa agar dirinya untuk tetap bersekolah seperti biasa.
Akan tetapi, karena siswa lainnya juga tak bersekolah maka dirinya pada akhirnya iktu dengan rekan-rekannya.
“Pelajaran Insya Allah gak ada yang tertinggal,” terangnya.
Sementara itu, Wakasek Bidang Humas SMAN 1 Cimarga Dhea Najmi Layali menyayangkan, respons netizen yang menganggap para siswa melakukan mogok karena membela rekannya yang merokok.
“Jadi siswa itu mogok karena tidak ingin ada kekerasan, bukan membela rekannya yang merokok,” tandasnya. ***sman 1


















