BANTENRAYA.COM – Pada tahun 2026 nanti Pemerintah Indonesia berencana menerapkan campuran etanol sebanyak 10 persen pada bahan bakar minyak atau BBM yang dikenal dengan istilah E10.
Pemerintah beralasan, kebijakan mencampur etanol 10 persen pada BBM ini dalam rangka menghadirkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Namun, banyak kalangan masyarakat yang menilai kebijakan ini akan merugikan masyarakat karena berdampak pada kendaraannya.
Berikut empat dampak negatif campuran etanol di BBM bagi kendaraan, yang dihimpun bantenraya.com.
BACA JUGA: Daftar SPBU Shell di Banten yang Masih Menyediakan BBM
1. Efisiensi turun
Campuran etanol di BBM membuat tenaga mesin kendaraan jadi berkurang. Jarak tempuh bisa turun antara 3-5 persen.
2. Risiko mesin rusak
Kalau kadar etanol lewat dari 10-20 persen, mesin kendaraan bisa cepat rusak, karena pembakarannya berbeda.
3. Mudah serap air
Bahan etanol bisa menyerap air di tangki, dan bisa membuat karat, memenyebabkan sumbatan dan mesin ngadat.
4. Kualitas BBM menurun
Jika bahan bakar kebanyakan air maka kualitas BBM akan menurun, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi semakin boros.
BACA JUGA: Tes Konsumsi BBM Mitsubishi Destinator, Benarkah Fitur Melimpah Buat Boros
Diketahui, etanol merupakan senyawa yang berasal dari vermentasi bahan alami seperti jagung, tebu atau singkong.
Pemerintah berharap campuran ini bisa menjadi alternatif BBM yang ramah lingkungan, dibanding bahan bakar murni berbasis minyak bumi.***