BANTENRAYA.COM – Program sekolah gratis yang mulai diterapkan pada tahun ajaran baru oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Andra Soni-Dimyati Natakusumah dinilai telah menyelamatkan banyak sekolah swasta dari keterpurukan.
Berkat program sekolah gratis itu banyak sekolah swasta yang sebelumnya hidup segan mati tak mau kini kembali bergairah lagi.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten terdapat 813 sekolah swasta SMA, SMK dan SKh yang terdaftar sebagai program sekolah gratis dari total jumlah sekolah mencapai 1.243 sekolah.
Baca Juga: Khawatir Nyontek Lewat AI di UKK Calon Direksi BPRS CM, Pansel Siapkan Penangkalnya
Adapun siswa yang ikut program ini mencapai 71.174 siswa. Hanya sekitar 5 persen sekolah swasta yang tidak ikut dalam program ini.
Menurut Penasihat Asosiasi Kepala SMA Swasta (AKSeS) Provinsi Banten Darmanto, program sekolah gratis menolong sekolah swasta.
Khususnya mereka yang selama ini sulit mendapatkan siswa akibat kebijakan sekolah gratis di sekolah negeri.
Baca Juga: Keterbatasan Anggaran, Atlet KORMI Banten Berangkat dengan Uang Pribadi ke NTB
Namun secara umum, sekolah menengah ke bawah ikut dalam program sekolah gratis karena menguntungkan mereka.
“Hanya sekitar 5 persen saja yang tidak ikut program sekolah gratis. Mereka ini sekolah yang sudah besar dan biayanya mahal,” kata Darmanto, Senin 21 Juli 2025.
Adapun 813 sekolah swasta yang mengikuti Program Sekolah Gratis tersebar di delapan kabupaten dan kota terdiri dari SMA, SMK, dan SKh.
Baca Juga: Tahun 2025 Belum Juga Habis, Sudah ada 124 Kasus Pelecehan yang Terjadi di Lebak
Di Kabupaten Tangerang, sebanyak 156 SMK swasta dengan jumlah murid mencapai 19.980 orang ikut program ini.
Di Kota Tangerang, ada 77 SMK dengan total murid 9.936 siswa, di Kota Tangerang Selatan dengan 44 SMK dengan total murid mencapai 5.760 siswa, dan di Kabupaten Serang dengan 74 SMK dengan jumlah murid 6.588.
Di Kota Serang terdapat 30 SMK dengan 2.628 murid, di Kota Cilegon ada 19 SMK dengan 2.304 murid, di Kabupaten Lebak ada 43 SMK dengan 3.816 murid, dan di Kabupaten Pandeglang ada 79 SMK dengan total 5.868 murid.
Untuk SMA swasta, di Kabupaten Tangerang ada 86 SMA dengan 4.200 siswa, di Kota Tangerang dengan 22 SMA dengan total murid 1250, di Kota Tangerang Selatan dengan 17 SMA dengan total murid mencapai 986.
Untuk di Kabupaten Serang ada 41 SMA dengan jumlah murid 1680 siswa, di Kota Serang ada 16 SMA dengan 896 murid.
Lalu di Kota Cilegon 11 SMA dengan 560 murid, Kabupaten Lebak dengan 20 SMA dengan 1.120 murid, dan di Kabupaten Pandeglang ada 19 SMA dengan 1.020 siswa.
Baca Juga: Ada di Promo Blibli, Ini 5 Cara Memilih Blender Terbaik Saat Promo Philips!
Untuk SKh, yang mengikuti Program Sekolah Gratis adalah sekolah dari mulai jenjang TK hingga SMA yang tersebar di Kabupaten Tangerang sebanyak 3 SKh dengan total murid 184 siswa.
Di Kota Tangerang ada 6 SKh dengan jumlah siswa 364 orang, di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ada 3 SKh dengan jumlah siswa 118 orang.
Di Kabupaten Serang ada 8 SKh dengan jumlah murid 377 siswa, di Kota Serang aada 4 SKh dengan 177 siswa, di Kota Cilegon ada 2 SKh dengan 117 siswa.
Kemudian di Kabupaten Lebak ada 9 SKh dengan 333 siswa, dan di Kabupaten Pandeglang dengan 24 SKh dengan 912 siswa.
Baca Juga: Komisi V DPRD Provinsi Banten Temukan Banyak Masalah SPMB
Darmanto mengatakan, sebelumnya ada sekolah yang hidup segan mati tak mau. Mereka adalah sekolah-sekolah yang kesulitan mendapatkan siswa bahkan nyaris gulung tikar.
Dengan adanya Program Sekolah Gratis, sekolah-sekolah ini terbantu karena mereka mendapatkan bantuan biaya dari Pemerintah Provinsi Banten.
Dia menyatakan, bagi sekolah swasta level menengah sebenarnya Program Sekolah Gratis tidak terlalu menguntungkan sekolah.
Sebab dalam aturan, sekolah yang ikut dalam program ini dilarang memungut uang bangunan, termasuk seragam sekolah.
Sementara anggaran dari program sekolah gratis tidak mencukup, termasuk untuk menyediakan seragam bagi para siswa.
“Sementara orang tua kan taunya sekolah gratis jadi kami juga nggak mungkin memungut bayaran dari orang tua,” katanya.
Darmanto mengungkapkan, masing-masing sekolah swasta memiliki perbedaan peningkatan jumlah siswa setelah ikut program sekolah gratis. Ada yang bertambah belasan juga ada yang puluhan siswa.
Baca Juga: Molor Lagi, Finalisasi KUB Bank Banten dan Bank Jatim Belum Juga Kelar .
“Tetapi ada juga yang jumlah siswanya turun,” katanya.
Namun bagi sekolah-sekolah prestisius yang tidak mau ikut dalam program sekolah gratis, biasanya karena biaya yang dipungut di sekolah-sekolah itu dari murid selama ini lebih besar daripada bantuan yang akan diberikan oleh pemprov dari program tersebut.
Karena itu, sekolah-sekolah ini akan rugi apabila ikut dalam program sekolah gratis karena biaya operasional dan lainnya yang biasanya lebih besar secara nilai daripada apa yang akan diberikan oleh pemprov.
Karena itu, sekolah-sekolah itu memutuskan tidak ikut dalam program ini.
Baca Juga: Sewa Gedung di Leuwung Sawo Rp110 Juta Per Tahun, Klinik UMKM Pindah ke Eks Dinsos Kota Cilegon
Sekolah-sekolah semacam ini biasa memungut biaya pendaftaran bisa mencapai Rp10 juta bahkan lebih.
Bila sekolah-sekolah ini ikut program, mereka akan kehilangan pendapatan yang besar ini. Bahkan, uang bulanannya saja biasa mencapai Rp1 juta bahkan lebih.
Diketahui, anggaran Program Sekolah Gratis dibagi menjadi dua kluster, yaitu kluster Tangerang Raya dan kluster non Tangerang Raya.
Untuk kluster Tangerang Raya per siswa akan mendapatkan bantuan Rp250.000/ bulan.
Baca Juga: Saepudin Terpilih Sebagai Ketua Umum DPD KNPI Kabupaten Pandeglang dalam MUSDA XII
Sedangkan untuk non Tangerang Raya seperti Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak setiap siswa mendapatkan Rp150.000/ bulan. Dana itu digunakan untuk SPP, uang gedung, dan LKS.
“Maka dari itu, hampir semuanya sekolah yang ‘bonafit’ tidak mengambil program tersebut,” ujarnya.
Menurut Hilman, Pengamat Pendidikan dari Universitas Bina Bangsa, Program Sekolah Gratis yang dicanangkan Andra dan Dimyati memang baik karena akan membantu sekolah swasta.
Apalagi, apabila sekolah tersebut memang selama ini kesulitan dalam mendapatkan siswa. “Ini memang memberikan dampak positif bagi sekolah,” katanya.
Baca Juga: Erika Carlina Blak-blakan Akui Telah Hamil 9 Bulan: Aku Enggak Mau Lepas dari Tanggung Jawab
Meski demikian, kata Hilman, ke depan perlu juga dipikirkan bagaimana dampak daari kebijakan ini terhadap sekolah-sekolah swasta yang ada di bawah naungan Kementerian Agama RI.
Dia khawatir, sekolah-sekolah swasta di bawah naungan Kementerian Agama RI akan juga tutup seperti fenomena tutupnya sekolah swasta di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pasalnya, kebijakan sekolah gratis yang dibuat Pemerintah Provinsi Banten menyasar hanya pada SMA, SMK, dan SKh negeri.
“Kita tidak menyalahkan tapi masyarakat akan menilai seperti itu. Maka, harus ada duduk bersama antara Pemerintah Provinsi Banten dengan Kemenag Banten,” katanya. ***