BANTENRAYA.COM – Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru Kabupaten Ciamis meninggal dunia setelah tenggelam dalam kegiatan susus sungai di Leuwi Ili, Sungai Cileuer, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat 15 Oktober 2021.
Petaka dari kegiatan susur sungai pernah terjadi 1,5 tahun yang lalu di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dimana 10 orang siswa meninggal dunia.
Saat itu, SMPN 1 Turi yang menggelar kegiatan susur sungai.
Baca Juga: Kalahkan Pemuncak Klasemen Bhayangkara FC, Persib Bertengger di Papan Atas
Sejumlah orangtua menjemput putrinya di Pondok pesantren Cijantung, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu 16 Oktober 2021.
Usai musibah tenggelamnya 11 santri siswa MTs Harapan Baru Cijantung di Leuwi Ili, Sungai Cileuer, seluruh peserta boleh pulang ke rumah.
Sementara itu di dalam masjid juga banyak santri yang berdoa untuk temannya yang mendapat musibah.
Baca Juga: Survei SMRC: 87 Persen Rakyat Menolak Presiden Dipilih MPR
“Kaget begitu mendengar berita musibah yang dialami siswa MTs Harapan Baru. Saya mencari-cari informasi, anak saya ikut kegiatan. Alhamdulillah selamat,” kata Ahmad, warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, orangtua salah seorang santri sebagaimana dikutip dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul ‘Musibah 11 Siswa MTs Harapan Baru Tewas, Terjadi Saat Menempuh Rute Terakhir Menuju Pondok’, Minggu 17 Oktober 2021.
Dia mengatakan menjemput putrinya itu, untuk memberi ketenangan, dan mempercepat pemulihan psikisnya.
“Dari pesantren juga menganjurkan demikian. Biar secara psikis lebih cepat pemulih, bersama keluarga,” ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan, Ny. Mamah asal Nagreg. Dia menjemput pulang putrinya, dengan maksud agar lebih tenang.
Sebab, beberapa temannya yang satu kobong, ikut menjadi korban meninggal.
“Anak saya cerita, sempat melihat kerudung temannya yang mengambang. Terus terang saya sangat terenyuh, dapat memahami perasaannya. Jadi biar lebih cepat tenang dijemput pulang,” ujarnya.
Baca Juga: 4.189 Personil Keamanan Sudah Diterjunkan ke Desa untuk Pengamanan TPS Pilkades Serentak
Sementara itu Humas MTs Harapan Baru Cijantung, Dandeu Rifai mengatakan, sekolah memberikan kebijakan seluruh siswa kelas VII atau peserta susur sungai, untuk kembali ke rumah. Siswa yang belajar di tempat tersebut juga sekaligus santri di PP Cijantung.
“Untuk meminimalisir dampak psikologis, kami memberi kelonggaran santri pulang ke rumah orangtua masing-masing, biar lebih cepat pulih. Apabila memang sudah siap, dipersilakan kembali ke pondok,” kata Dandeu.
Dia mengungkapkan, musibah itu terjadi saat mereka menempuh rute terakhir di Pondok pesantren Cijantung. Pada kejadian itu sebanyak 11 meninggal, seluruhnya kelas VII. Sedangkan seorang siswa kelas IX dan guru pendamping selamat.
Baca Juga: Usai Drama dengan Kakek Suhud, Driver ojol Ungkap Sifat Asli Baim Wong
“Selaku Humas MTs, saya menyampaikan belasungkawa. Kejadian hari Jumat, mereka sedang tholabul ilmi, dan kejadiannya di air. Menurut para kiai, sudah masuk syahid,” tuturnya.
Lebih lanjut Dandeu mengatakan, mereka tengah mengikuti program tadabur alam. Diisi dengan kegiatan bersih dan pengenalan lingkungan. Tiga hari sebelum kegiatan, tim sudah dilakukan survei lapangan, serta memasang tanda jejak. Termasuk di bantaran Sungai Cileueur.
“Entah kenapa, saat briefing untuk perjalanan terakhir langsung ke pondok, karena jaraknya sudah dekat, ada anak terpeleset. Temannya mencoba menolong dengan menarik, yang lain juga. Tiga pembimbing langsung mencebur dengan maksud ikut menyelamatkan, akan tetapi anak-anak sudah terseret,” tuturnya. *** (Nurhandoko/Pikiran-Rakyat.com)
















