BANTENRAYA.COM – Pilkades serentak di Kabupaten Pandeglang akan dilaksanakan Minggu 17 Oktober 2021.
Ada 709 calon kades yang akan bersaing di 206 desa se Pandegang dan masing-masing calon kades sudah diberikan kesempatan berkampanye. Saat ini sudah memasuki hari tenang.
Meski hari tenang, upaya para calon kades untuk meyakinkan pemilih tetap dilakukan. Upaya ini biasanya dilakukan lewat ikhtiar sipiritual dan doa.
Baca Juga: Polda Banten BKO 1.150 Personel Dalam Pelaksanaan Pilkades Kabupaten Pandeglang
Pada praktiknya, hari tenang ini kerap dimanfaatkan oknum calon kades untuk melakukan politik uang atau dikenal dengan istilah serangan fajar.
Polres Pandeglang sendiri sudah menyatakan akan memberikan sanksi pidana kepada pelaku politik uang.
Fenomena lain yang biasa diperbincangan dan ditunggu warga menjelang saat-saat pencoblosan adalah datangnya panah kaludan atau bintang jatuh.
Panah galudan ini digambarkan warga sebagai kilatan sinar atau cahaya yang jatuh dari langit.
Panah kaludan ini dipercaya akan jatuh ke atap rumah calon kades yang akan terpilih.
Baca Juga: Komedian Nurul Qomar dan Ustad Adi Hidayat Ternyata Satu Kampung dan Bertetangga di Pandeglang
Di Pandeglang sendiri ada sebuah kampung bernama Kaludan tepatnya di Desa Kadugemblo Kecamatan Kaduhejo.
Dikutip dari akun YouTube wawandewangga Channel yang tayang pada 19 Agu 2020, bahwa panah kaludan benar adanya pada abad 16 menuju abad 17.
“Panah kaludan semacam isyarat yang saat itu dilepaskan oleh seorang syekh (penyiar Agama Islam) untuk menandakan tentang keberadaan syiar Islam di Kecamatan Kaduhejo,” kata narator dalam video ini.
“Panah kaludan berupa panah berwarna merah. Bagi masyarakat yang tidap paham akan menganggap negatif padahal tidak. Panah kaludan hanya isyarat bahwa ada syiar Islam dilakukan syekh dan sahabatnya,” jelas narrator.
Terlepas dari sejarah panah kaludan itu, masyarakat hingga kini masih mempercayai akan datangnya panah kaludan akan muncul menjelang Pilkades.***
















