BANTENRAYA.COM – Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi menyatakan sikap atau petisi bersama masyarakat Banten.
Pernyataan sikap digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Al Idrisiyah, Lingkungan Sampang Tegal Kuding, Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jumat 1 Maret 2024.
Selain mengeluarkan petisi, Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi pun membubuhkan cap jempol darah, dan tanda tangan di kain putih sepanjang 15 meter.
Baca Juga: Telkomsel Lima Kali Berturut Raih Penghargaan Best Mobile Network dari Ookla
Isi petisi yang disampaikan oleh Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi. Pertama, mendorong DPR RI menggulirkan hak angket terkait kecurangan Pemilu 2024, dan meminta turunkan harga bahan pokok.
Koordinator Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi Nasrullah mengatakan, pernyataan sikap (petisi) dan pembubuhan cap jempol darah serta tanda tangan sebagai bentuk prihatin terhadap hasil Pilpres 2024 yang banyak kecurangan.
“Kami dari Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi sangat prihatin dengan kondisi sekarang bangsa Indonesia ini,” ujar Nasrullah, kepada Bantenraya.com.
Baca Juga: Tundukan Persikabo 1973, Arema Sementara Lepas dari Jurang Degradasi
Nasrullah menuturkan, Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi mendorong DPR RI untuk segera mengeluarkan hak angket.
“Kita mendorong dan mendukung DPR RI untuk segera mengulirkan hak angket, karena banyak kecurangan Pilpres 2024,” tutur dia.
Selain meminta hak angket digulirkan, Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi juga meminta pemerintah menurunkan harga bahan pokok, salah satunya adalah beras.
Baca Juga: Sempat Viral Saat Pandemi, Gerem Asem Mang Dori Kini Tawarkan Layanan Pre Order
“Kita tahu semua beras adalah kebutuhan yang sangat pokok untuk masyarakat Indonesia dan hari ini dan hari ini sampai kemarin setelah pilpres itu luar biasa kenaikannya,” katanya.
“Karena kita semua tahu rakyat Indonesia bangsa Indonesia adalah makanan sehari-hari kita adalah beras ataupun nasi,” tegas Nasrullah.
Menurut Nasrullah, sebab harga beras meroket rakyat Indonesia terdampak karena kesulitan untuk membeli beras.
Baca Juga: 4 KPU Kabupaten Kota di Provinsi Banten Belum Selesaikan Pleno, Ternyata ini Penyebabnya
“Kalau mahal beras itu kita warga sangat kesulitan. Jangan samakan dengan kebutuhan sekunder. Ada bahasa saya dengar di media. Handphone naik nggak ribut. Itu kan berbeda konteksnya. Ini kan beras. Beras adalah makanan kita bangsa Indonesia sehari-hari. Kebutuhan primerItu sangat-sangat membuat masyarakat gerah,” beber dia.
Nasrullah mengatakan, petisi tersebut rencananya akan kembali disuarakan di Jakarta.
“Ada rencana petisi ini akan dibawa ke Jakarta tanggal 5 Maret. Kita menyuarakan tegakkan demokrasi ke Jakarta bergabung bersama kawan-kawan dari daerah lain,” akunya.
Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi juga tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan Pilpres 2024.
“Bisa jadi. Saya juga harus benar-benar valid membawa bukti-bukti, cuman saya sendiri sedang berusaha mengumpulkan kecurangan-kecurangan dalam Pilpres 2024,” pungkasnya. ***