BANTENRAYA.COM – Persoalaan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemilu 2024 menjadi pembahasan hangat belakangan ini.
Tidak sedikit yang menilai ada potensi tinggi ASN tidak netral di Pemilu 2024 nanti, terutama para ASN di Kota Cilegon.
Akademisi dari Universitas Tirtayasa (Untirta) Ail Muldi mengatakan, 3 calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024, ini sudah bisa diprediksi potensi ASN tidak netral cukup tinggi.
Baca Juga: DPRD Usulkan Pemberhentian Wakil Bupati Serang, Pemkab Masih Tunggu Arahan Kemendagri
“Siapa yang berpotensi menggunakan aparatur pemerintah, secara klausul sederhana saja, siapa yang hari ini berkuasa,” kata Ail di acara diskusi Pemilu 2024 dan Netralitas ASN di Sari Kuring, Cilegon, Kamis 9 November 2023.
Menurutnya, yang berkuasa hari ini sangat berpotensi menggunakan alat kekuasannya, salah satunya menggerakan para ASN.
Tentunya, sambung Ail, yang berkuasa akan memanfaatkan lumbung suara para ASN untuk memenangkan salah satu faksi dari tiga Capres dan Cawapres di Pilpres 2024.
Baca Juga: Tidak Terima di-PAW, 2 Anggota DPRD Kabupaten Serang Gugat DPP Partai Berkarya
“Misalnya Pak Jokowi, di situ ada Gibran sebagai anaknya, mungkin enggak dia tidak menggunakan alat kekuasannya untuk memenangkan Gibran,” ungkapnya.
Ail menegaskan, netralitas ASN harus dijaga, sebab apabila tidak diproteksi, akan banyak kerugian-kerugian yang ditanggung oleh negara.
Masih kata dia, ASN sebagai alat negara yang fungsinya memberikan pelayanan kepada publik bukan mendukung salah satu calon, apalagi dimanfaatkan untuk kepentingan tersebut.
Baca Juga: Alat Uji KIR Rusak, Dishub Kabupaten Pandeglang Sempat Tak Buka Layanan Sampai Sebulan
“Kenapa ASN harus netral, pertama ASN berpotensi menyalahgunakan kewenangannya, jabatan yang diberikan negara berpotensi disalahgunakan,” tegasnya.
“Kedua, potensi menyalahgunakan anggaran, uang negara dipakai untuk memenangkan satu pemimpin,” sambungnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Khairiyah Kota Cilegon Alwiyan Qosid Syam’un menyatakan, inti dari persoalan netralitas ASN ialah tidak memahami makna dari revolusi kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Hotel Horison TC UPI Serang, Baru Sepekan Soft Launching Okupansi Langsung Tembus 95 Persen
Menurut Alwiyan, sejak dulu para pejuang bangsa selalu menempatkan loyalitas pada nilai, bukan pada sosok.
“Karena sejatinya loyalitas itu diarahkan pada nilai, bukan kepada orang perorang, sehingga ASN pun perlu kembali pada ke sana, pada makna revolusi,” ujar dia.
Ada banyak alasan, kata Alwiyan, mengapa ASN harus netral di Pemilu 2024.
Baca Juga: Dilarang Tambah Honorer, OPD di Lingkup Pemprov Banten Dituding Masih Rekrut Secara Diam-diam
Dari banyak alasan itu, sambungnya, karena ASN merupakan alat penyelenggara negara yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga, apabila ASN tidak mampu menjaga kenetralitasannya atau tidak profesional, mengganggu kestabilan bernegara.
“Dampak ASN tidak netral membuat kepercayaan publik menurun,” tuturnya.
“Kalau kepercayaan publik menurun, katakan soal netralitas soal Pemilu, wasit ikutan jadi pemain juga, mendistribusikan aset-aset negara kepada salah satu calon, itu kan menurunkan kepercayaan publik, dan itu bahaya, bisa ribut,” pungkasnya. ***