BANTENRAYA.COM – Dua desa di Banten yakni Desa Cikolelet Kabupaten Serang dan Desa Sukarame Kabupaten Pandegang masuk 50 besar ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang diadakan Kementeri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemempraf).
Prestasi yang didapat dua desa di Banten itu sangat membanggakan di tengah upaya pemerintah mendongkrak pamor wisata daerah yang meredeup akibat pandemi Covid-19.
Desa Cikolelet oleh Kemenparekaf dinilai punya beragam potensi wisata dan ekonomi kreatif seperti unggahan akun instagram kemenparekaf pada Senin 4 Oktober 2021 yaitu.
Keunggulan Desa Cikolelet
Desa Cikolelet yang terkenal dengan julukan desa kopi punya subsector kuliner unggulan yaitu susu kambing etawa, budidaya dan olahan jamur, emping melinjo dan dendeng ikan lele dan limbat.
Subsektor kriya Cikolelet adalah anyaman rumbia dan di desa ini juga ada curug lawang di hutan rindang.
Kemudian Desa cikolelet dikenal dengan tradisi desa Ngurah Danau atau aksi warga membersihkan danau setahun sekali. Dalam tradisi ini seluruh warga desa berpartisipasi turun ke danau yang sudah kering dan menangkap ikan.
Tradisi lainnya di Desa Cikolelet adalah mamaca, rampah kok, tari yalil hingga pertunjukkan calung.
Baca Juga: Lesti Kejora Akhirnya Bongkar Urusan Kamar dengan Rizky Billar
Keunggulan Desa Sukarame
Desa Sukarame Kecamatan Carita juga masuk nominasi 50 besar ADWI.
Dalam subsektor fasyen Sukarema punya batik khas Pandeglang dimana ada 14 motif batik yang unik di setiap kecamatan Pandeglang dan sudah masuk HAKI sejak tahun 2018.
Subsector kriya, Kemenparekaf mencatat bahwa Desa Sukarame adalah penghasil aneka kerajinan dari kerang, olahan bambu, dan pahatan berbentuk badak.
“Desa Sukarame juga menawarkan keindahan di alam bawah laut dan menawarakan wisatawan untuk snorkeling dan melakukan transpalansi terumbu karang,” tulis akun Instagram kemenparekaf.
Dari segi seni, Desa Sukarema punya seni dan budaya tarian dzikir saman dan ahlan wasahlan, kendang pencak, dan rampak bedug, ngocklok (memancing gurita) dan perahu ruwat.
“Kita harus melestarikan nilai budaya luhur, karena ini warisan yang akhirnya dapat mengembangan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Menparekaf Sandiaga Salahuddin Uno. ***