JAKARTA, BANTEN RAYA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan rapat bersama dengan Tim Pembinaan dan Pendampingan Ekonomi yang berasal dari tiga perguruan tinggi, yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Tadulako dan Universitas Lampung.
Adapun dalam rapat tersebut membahas mengenai program kerjasama lanjutan pada pelaksanaan kegiatan pemulihan dan peningkatan ekonomi pasca bencana masif di beberapa daerah terdampak bencana.
Sekretaris Tim Indra Suhendra mengatakan, pada tahun 2020 tim sudah melakukan pendampingan pada dua kelompok di dua desa. Pada tahun ini kembali diterjunkan untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kelompok sebelum pembinaan ke lapangan.
Tujuannya antara lain melanjutkan pendampingan ekonomi dalam peningkatan perkembangan perekonomian di wilayah terdampak pasca bencana, dengan meningkatkan kualitas dan jejaring pemasaran dengan mendorong pemerintah daerah setempat dan stakeholder lainnya.
Ia menjelaskan, tiap kelompok usaha masyarakat harus mampu bersinergi memulihkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah pascabencana, serta meningkatkan kapasitas kelompok di lokasi sasaran kegiatan dan pembinaan pendampingan ekonomi di wilayah Banten, khususnya Pandeglang.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang, Sekretaris Kecamatan Panimbang dan Kepala Desa Mekarsari untuk kembali membuka jejaring dan komunikasi sebelum dilakukan pembinaan lebih lanjut,” katanya, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Indra juga menyampaikan bahwa timnya telah berperan aktif dengan mengajak mahasiswa dan media lokal untuk memberikan informasi kepada masyarakat Banten terkait peran perguruan tinggi yang aktif melakukan pembinaan dan pendampingan kepada kelompok usaha yang tengah dirintis warga terdampak bencana di hunian tetap Desa Mekarsari dan Cikadu Kecamatan Panimbang, Pandeglang.
“Salah satunya dengan industry kreatif handycraft dan kuliner bahari. Meskipun banyak pilihan, akhirnya handycraft dan kuliner bahari adalah yang paling rasional sebagai industri kreatif yang paling memungkinkan yang bisa dikembangkan untuk memulihkan ekonomi warga setempat, mengingat kawasan tersebut adalah prioritas wisata nasional,” ungkapnya.
Dengan menerapkan aspek sistematis, lanjutnya, sehingga bisa memenuhi tiga unsur yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan akan menghasilkan ouput yang baik. Karena sudah dirancang dengan baik, menyeluruh ke semua pihak.
“Bukan hal mustahil ekonomi di kawasan tersebut bergerak naik. Saya optimis jika BPBD dan pemerintah daerah setempat melibatkan unsur terkait untuk menjembatani atas pembinaan dan pendampingan ekonomi di kawasan tersebut,” ujarnya. (satibi)