BANTENRAYA.COM – Kabar membanggakan dari atlet cabang olahraga bola tangan Kabupaten Lebak setelah menjadi juara pada ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda).
Kejurda bola tangan tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Provinsi Banten yang digelar di Anyer, Kabupaten Serang yang digelar pada 25 hingga 27 Juli 2025 kemarin.
Tim bola tangan putri Lebak berhasil menyabet juara satu sementara tim putra mendapatkan juara ketiga.
Kendati begitu, di balik momen bangganya tersebut, Ketua ABTI Kabupaten Lebak Wandi Assayid menceritakan perjuangan para atlet sebelum berhasil menjadi tim terbaik dalam kejuaraan itu.
Wandi mengaku tak mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lebak.
Selama tiga hari gelaran kejuaraan tersebut Wandi menyampaikan bahwa atlet terpaksa tidur di tenda yang mereka siapkan sendiri lantaran tidak memiliki anggaran untuk menyewa hotel.
Sementara sisanya, timnya hanya mengandalkan anggaran dari iuran seadanya.
Baca Juga: Sebulan, Polresta Serang Kota Ciduk 10 Pengedar Narkoba dan Obat Terlarang Diamankan
“Pada akhirnya kami iuran, ada yang ngasih Rp500 ribu, Rp700 ribu dan sebagiannya. Tapi jelas tidak akan cukup jika harus menyewa hotel. Kami menyayangkan kondisi ini,” katanya kepada Bantenraya.com pada Selasa, 29 Juli 2025.
Padahal, lanjut Wandi, sebelum kejuaraan dimulai, pihaknya telah melayangkan surat ke Pemkab Lebak untuk ikut berkontribusi selama timnya bertanding.
Namun pihaknya tak mendapat jawaban hingga gelara kejuaraan tersebut tiba.
Adapun kontribusi yang ia maksud ialah meminta agar Pemkab Lebak membantu memberikan fasilitas kepada tim bola tangan Kabupaten Lebak untuk berlatih mempersiapkan Kejurda itu.
Baca Juga: Polresta Serang Kota Bergerak: ASN, Guru hingga OB Jadi Tersangka Kasus Asusila
“Akhirnya ya kami latihan semampunya hingga akhirnya berangkatlah 20 orang, baik atlet maupun tim official untuk mengikuti,” ungkapnya.
“Yang kita sayangkan, kita coba menaikkan bahwa di Lebak itu atlet bola tangannya berprestasi tapi tidak ada respons baik dari pemerintah,” paparnya.
Wandi berharap agar ke depan Pemkab Lebak bisa lebih memperhatikan atlet-atletnya dan ikut memfasilitasi dan membantu untuk prestasi atlet-atlet di Kabupaten Lebak.
Terpisah, Plt Kepala Dispora Kabupaten Lebak, Nevi Pahlevi menjelaskan, apa yang dialami oleh ABTI Kabupaten Lebak bukan sepenuhnya tanggung jawab Pemkab Lebak.
Ia menjelaskan, Kejurda yang yang diikuti tersebut diselenggarakan oleh pengurus cabang (pengcab) atau asosiasi olahraga yang bersangkutan di luar tanggung jawab Pemerintah Provinsi maupun kabupaten.
Adapun, Pemkab Lebak sendiri bertanggung jawab terhadap pengembangan atlet yang berasal dari pelajar.
Pengembangan atlet dari pelajar tersebut disiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda).
Terkait Pengcab itu sendiri, kata Nevi, sepenuhnya berada di naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan untuk melakukan pengembangan atlet di luar pelajar, pemerintah berkontribusi melalui hibah yang disalurkan melalui KONI tersebut.
Baca Juga: Musyawarah Guru Fisika Se-Banten: Perkuat Perencanaan Pembelajaran Berbasis IMTAQ
“Yang langsung menjadi tanggung jawab Pemkab Lebak itu, pengembangan atlet-atlet pelajar. Sementara yang di luar pelajar, itu dinaungi oleh KONI yang nanti disiapkan untuk Porprov,” tuturnya.
“Kalau memang atlet bola tangan itu non pelajar, ya harusnya kita tanya KONI, kenapa mereka tidak membantu?,” paparnya.
“Apalagi kalau kejurda, ya itu tanggung jawab dari Pengcab itu sendiri,” imbuhnya.
“Kalau Popda atau Porprov, ya itu boleh kita protes. Tapi kalau Kejurda atau Kejurnas ya itukan event yang diselenggarakan asosiasinya sendiri,” sambungnya.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis di Kota Serang Disetop Sementara, Begini Penyebabnya
Untuk itu, Nevi meminta agar asosiasi olahraga di Lebak agar bisa mandiri, termasuk secara finansial.
Dalam hal ini, dirinya mendorong agar asosiasi-asosiasi olahraga di Lebak bisa mampu membranding diri untuk bisa mendapatkan sponsor.
“Kami siap mengeluarkan rekomendasi itu agar asosiasi mendapatkan sponsor. Sebagai pengurus asosiasi, harusnya mereka paham terkait penjelasan saya ini,” terangnya.
Baca Juga: Hari Hepatitis Sedunia, Kenali Ini 5 Gejalanya Jika Terserang Penyakit Ini
Sementara itu, jika pihaknya memaksa memberikan bantuan melalui skema apapun kepada ABTI untuk mengikuti Kejurda tersebut, hal itu akan memberatkan pemerintah.
Mengingat, adanya Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 serta dilema prioritas penggunaan anggaran.
“Kita tahu saat ini perjalanan dinas itu dipangkas besar-besaran. Sementara, jika kita membantu atlet tersebut ya jelas melanggar Inpres itu karena itu termasuk perjalan dinas,” pungkasnya. ***