BANTENRAYA.COM – Peristiwa Isra Miraj atau perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa ternyata berhubungan dengan tahun kesedihan.
Tahun kesedihan atau Amul Huzni tersebut karena Rasulullah SAW berduka ditinggalkan istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib yang selalu menjadi pelindungnya saat berdakwah.
Menurut sebagian besar ulama sepakat berpendapat jika Allah pada akhirnya menghibur Rasulullah SAW dengan memperjuangkannya dalam satu malam yang disebut Isra Miraj.
Baca Juga: PERSIAPKAN! Ini Ide Bisnis Di Bulan Ramadhan, Nomor 5 Dijamin Banjir Orderan
Khadijah dan Abu Thalib sendiri merupakan orang yang dikasihi Rasulullah dan orang yang benar-benar berjuang membela saat dirinya berdakwah di Makkah.
Sebagai minoritas, orang miskin, maka Rasulullah benar-benar mendapatkan kekuatan untuk bisa melindunginya dari keduanya.
Sehingga saat itu peristiwa duka membuat psikis dan kejiwaan nabi terguncang.
Baca Juga: Anggota DPR RI Rizki Natakusumah Kecam Pembunuhan Elisa Situ Mulyani hingga Minta Keadilan
Untuk bisa, mengobatinya maka Allah memperjalankan makhluknya yakni Nabi Muhammad dalam satu malam.
Dikutip Bantenraya.com dari YouTube Santri Media Online pada Rabu 15 Februari 2023, disebutkan Gus Baha jika sebagian besar ulama berpendapat peristiwa Isra Miraj masih erat kaitannya dengan tahun kesedihan atau Amul Huzni yang dialami Rasulullah SAW.
“Nabi itu minoritas, miskin dan pendukung tidak ada, satu-satunya yang dipunyai yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Siti Khadijah yang selalu melindungi dan ternyata orang (keduanya) yang dibelakang nabi itu wafat,” ucapnya.
“Makanya peristiwa Isra sering juga disebut Tahun Amul Huzni atau tahun kesusahan,” katanya.
“Secara psikologis atau kejiwaan Rasulullah Muhammad sangat terguncang, sehingga Allah memberikan hiburan memperjalankan melalui perjalanan satu malam,” katanya.
Di sisi lain, kata Gus Baha, ada banyak mitos yang dikembangkan kaum Yahudi dan Nasrani kepada kafir Arab.
Baca Juga: Hukuman Mati Ferdy Sambo Sudah Jelas, Arsul Sani Langsung Senggol Komnas HAM
Disampaikan jika nabi itu harus dari keturunan bangsa Israel, harus memiliki pengetahuan yang dekat dengan Israel, seperti pintu Baitul Maqdis, dan pengetahuan lainnya secara intelektual.
Hal itu, juga menjadi alasan Nabi Muhammad di Isra kan oleh Allah untuk mendapat berbagai pengetahuan secara intelektual dalam perjalannya.
“Nabi itu mendapatkan ujian intelektual dari kaum Yahudi dan Nasrani, misalnya bertanya berapa banyak pintu Baitul Maqdis atau masjidil Aqsa,” katanya.
“Apa yang pertama dimakan orang di dalam surga, dan pertanyaan lainnya, sehingga secara intelektual Allah mengasah Nabi lewat Isra, sehingga bisa menjawab pintu Masjidil Aqsa dan pertanyaan lainnya,” ujarnya. ***