BANTENRAYA.COM – Sebanyak 96 bencana singgah di Kota Cilegon pada tahun 2022.
Bencana pohon tumbang paling mendominasi di Kota Cilegon.
Data yang dihimpun Banten Raya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Cilegon pada Kamis, Februari 2023, dari 96 bencana yang terjadi di Kota Cilegon 52 diantaranya pohon tumbang, banjir ada 8 kejadian, rumah roboh sebanyak 14 kali, gempa bumi 1 kali, tanah longsor 2 kejadian, kebakaran hutan atau lahan 14 kali, kegagalan teknologi 2 dan kecelakaan laut 3 kejadian.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cilegon Nikmatullah melalui Kepala Bidang Sistem Data dan Informasi Bencana pada BPBD Kota Cilegon Bustanil Arifin mengatakan, meski banyak kejadian bencana yang terjadi namun tidak ada yang menyebabkan korban jiwa.
Baca Juga: Akhir Cerita dan Link Nonton The Interest of Love Episode 16 Sub Indo, Resmi dan Legal di Netflix
”Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” katanya.
Bustanil berharap tidak ada kejadian bencana di Kota Cilegon.
Meski demikian, pihaknya tetap melakukan apel kesiapsiagaan bencana di saat musim penghujan.
”Akhir tahun lalu kita juga melakukan apel kesiapsiagaan bencana,” tuturnya.
Kata Bustanil, kejadian bencana yang terjadi di Kota Cilegon pada 2022 didominasi pohon tumbang.
Adanya kejadian gempa bumi, pusat gempanya bukan di sekitar Cilegon namun getarannya dirasakan hingga ke Cilegon.
“Yang sering terjadi juga banjir, Cuma banjir lewat karena sekitar 1 jam sudah surut,” katanya.
Bustanil mengatakan, pihaknya juga melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia atau SDM di BPBD untuk penanggulangan bencana. S
Selain itu, pihaknya juga dibantu pihak lain seperti relawan, PMI, Pramuka, dan yang lainnya.
Baca Juga: LENGKAP! Daftar Gaji Polri 2023 dari Tamtama hingga Perwira, Bisa Buat Nyicil Fortuner?
“Dalam penanganan bencanan kita dibantu banyak relawan, namun koordinasi tetap di BPBD,” terangnya.
Bustanil menambahkan, bencana yang sangat dikhawatirkan di Cilegon adalah bencana alam yang bisa berdampak pada bencana teknologi.
Seperti halnya tsunami yang bisa berdampak pada kegagalan teknologi, namun pihaknya juga tetap melakukan antisipasi dan penanganan yang tepat.
”Dalam penanganan bencana ini kita juga menggunakan sistem pentahelix,” katanya.***