BANTENRAYA.COM – Seperti diketahui jika kepadatan kendaraan di Ibu Kota DKI Jakarta semakin semberaut yang menyebabkan kemacetan parah tiap harinya.
Dari kemacetan tersebut lah kini Pemerintah Provinsi DKI Jalkarta meminta anggaran sebesar 200 M untuk bisa mebuat jalan terbang atau jalan tembus di 10 titik kemacetan.
Dilansir Bantenraya.com dari berbagai sumber, menurut dinas Bina Marga Hari Nugroho dirinya telah menginventarisasi kebutuhan lahan untuk membuat 10 jalan terbang.
Baca Juga: Bupati Irna Launching Calon Mahasiswa Baru Prokampus, 100 Calon Penerima Beasiswa Diseleksi
Sepuluh jalan tersebut berlokasi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara, sehingga pada lokasi yang tak membutuhkan pembebasan lahan, pembangunan akan segera dimulai.
Tak hanya itu saja dirinya juga menyebutkan 10 jalan yang bakal dibangunnya itu diantaran sebagai berikut:
– Jalan tembus Air Maya
– Jalan tembus Penggilingan-Rajiman-Pulogadung
– Jalan tembus Kelapa Gading Timur-Terminal Pulogadung
– Jalan tembus Boulevard-Pegangsaan Dua
– Jalan tembus Penggilingan Tol Cakung Cilincing Sejajar Tegangan Tinggi
Baca Juga: Cara Kelompok 40 KKM Tematik Untirta Bentuk Kampung Berkualitas, Gandeng BKKBN Gelar Seminar
– Jalan tembus Dr Satrio-Perbanas
– Jalan Waru
– Jalan Seno-Masjid Al-Makmur
– Jalan tembus Bangun Cipta Sarana atau jalan tembus Rusun Kelapa Gading-Boulevard Kelapa Gading
Baca Juga: Banyak Menghasilkan Cuan, Begini Cara Mudah menjadi Kreator TikTok
– Jalan akses menuju Rumah Susun Rawa bebek
Atas kabar tersebut akirnya warganet geram dengan masalah anggaran yang begitu besar untuk membangun jalan ialah 200M.
“Pak daripada untuk itu mending untuk bikin akomodasi kendaraan umum ditingkatkan pakkk biar gak macet,” tutur warganet.
Bahkan warganet juga merekomondasikan dana 200M tersbut dimanfaatkan untuk dibagaikan rakyat yang kurang mampu dibandingan pembangunan jalan.
“Uangnya bisa jugalah dialokasikan utk rakyat kurang mampu/rakyat yg butuh bantuan pemerintah….dr pada buat bangun bangun trosss….nih di Medan, tiang beton yg ada lampu lampu tak gune yg dibangun…BRP anggaran utk itu…Tah untuk apa…..” ucap warganet.
Sementara lain DKI Jakarta pernah menduduki populasi udara paling kotor didunia dibawah oleh Dhaka, Bangladesh, dan Riyadh, Arab Saudi.
Baca Juga: Data Stunting Kota Serang Tidak Sinkron dengan Pusat
Sehingga sangat miris jika tiap hari harus mencium udara kotor yang bisa menyebabkan radang tenggorokan bahkan radang pernafasaan.***