BANTENRAYA.COM – Kulit melinjo jadi salah satu penyumbang inflasi tertinggi di Kota Serang selama Oktober 2022.
Data inflasi tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik atau BPS Kota Serang.
Data inflasi ini diungkapkan Walikota Serang Syafrudin usai menghadiri undangan rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi di daerah secara zoom meeting di Kantor Diskominfo Kota Serang, Senin 28 November 2022.
Baca Juga: TERBARU! Jadwal Tayang Reborn Rich Episode 7, 8 dan 9 Sub Indo Lengkap Hingga Tamat
Syafrudin mengatakan, inflasi di Kota Serang hingga Oktober 2022 tercatat sebesar 7,54 persen.
“Jadi rata-rata kita inflasinya 7,54 persen tapi ada juga yang tertinggi. Aceh dengan Jambi itu 8 sekian,” ujarnya kepada Bantenraya.com.
Ia menyebutkan, penyumbang inflasi 7,54 persen itu bukan dari bahan pokok atau bapok, melainkan dari 10 item jenis barang dan jasa.
“Kulit melinjo yang paling besar 25,76 persen dan andil inflasi 0,01,” ucap dia.
Ia menjelaskan, Kulit melinjo jadi penyumbang inflasi karena beberapa waktu lalu di Kota Serang ramai kegiatan keagamaan kearifan lokal seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Jadi kulit melinjo penyumbang inflasi yang paling besar 25,76,” katanya.
Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 7 Hari Ini 28 November 2022, Saep Ditangkap Taslim, Kang Gobang Terancam
Selain kulit melinjo, Syafrudin menyebutkan, penyumbang inflasi di Kota Serang yaitu tarif angkutan umum dalam kota, bahan material, jeruk, tahu mentah, rokok kretek, dan tempe mentah.
“Yang terbesar adalah dari angkutan dalam kota, kemudian juga buah-buahan, material bangunan,” katanya.
“Material bangunan ini mungkin ada kenaikan BBM, tahu, dan tempe,” sebut Syafrudin.
Baca Juga: Anne Ratna Blak-blakan Tabiat Asli Dedi Mulyadi: Kamu Ga Punya Malu?
Ia mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai langkah atau upaya dalam rangka pengendalian inflasi di Kota Serang.
Mulai dari pengalokasian anggaran 2,23 persen atau sekitar Rp4,89 miliar untuk bantuan sosial pada nelayan, bantuan bibit untuk petani, menciptakan lapangan kerja berupa padat karya.
Kemudian kelompok tani, pelatihan kewirausahaan bagi pencari kerja, disabilitas, perlindungan sosial, cadangan pangan daerah, gerakan tanam cabai, operasi pasar, monitoring ke pasar Induk Rau atau PIR.
“Intinya bahan pokok stabil, akan tetapi bahan-bahan yang saya sebutkan tadi memang ada kenaikan. Terutama di angkutan dalam kota,” jelas Syafrudin.
Untuk penyesuaian tarif angkutan umum dalam kota, Ia mengaku pihaknya masih menyusun drafnya dari dinas terkait.
“Sedang kita susun drafnya dari dinas perhubungan. Mudah-mudahan dalam waktu singkat ini bisa kami tandatangani. Mudah-mudahan Minggu ini selesai,” pungkasnya. ***


















