BANTENRAYA.COM – Menurut Juru bicara tim investigasi PSSI Ahmad Riyadh menyatakan faktor utama dalam kejadian tragis yang dialami Aremania ialah pintu stadion tak dibuka oleh pihak Panpel (panitia pelaksanaan), Selasa 4 Oktober 2022.
Dikutip Banteraya.com secara LIVE online oleh channel YouTube Tribunnews, kejadian yang memakan korban itu membuat duka mendalam bagi suporter Aremania hingga PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Maka dari kejadian tragis itu pihak PSSI terus mengusut kasus hingga tuntas dan beberapa lontaran tegas yang dikaitkan dengan Panpel.
Baca Juga: Program Pra Kerja Berlanjut, Ekonom Beri Apresiasi hingga Sebut Inisiasi yang Baik
“Dilaksanakan menit 45 samapi menit 90 itu aman dan tidak ada tejadian dengan aman sesuai peraturan, ada beberapa spotter yang turun kedalam lapangan hingga kejadian tersebut terjadi” ujarnya.
“Kami juga menemukan, panpel tidak membuka pintu dari menit 80′, kami menemukan itu. Disini ada kesalahan panpel,” kata Riyadh.
“Olahraga berduka PSSI berduka masyarakat juga berduka yang terjadi distadion kanjuruan persepak bola tampa penonton tak hidup,” tegasnya.
Baca Juga: Perawatan Pasar Rakyat Tak Dianggarkan, Aktivasi Pasar Bunder Kota Cilegon Belum Jelas
Dari penyataan tegas yang dikatan Riyadh ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing angkat bicara satu alasan yang dimana untuk memberi hukuman larangan aktivitas sepakbola seumur hidup kepada Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.
“Saudara Abdul Haris sebagai Ketua Pelaksana Pertandingan Arema FC tidak boleh beraktivitas di sepakbola seumur hidup,” ungkap Erwin.
Tak hanya panpel, Komdis kata Erwin juga memberikan hukuman terhadap Ketua Security Officer Arema FC, Suko Sutrisno, juga larangan beraktivitas di sepakbola seumur hidup.
Erwin menjelaskan, sesungguhnya, seorang panitia pelaksana pertandingan terlebih dalam laga besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut, harus jeli, cermat dan bisa mengantisipasi seluruh kemungkinan yang terjadi.
Baca Juga: Komisi IV DPRD Kota Cilegon Terkejut Saat Kunjungan ke TPSA Bagendung, Sampai-sampai Berubah Pikiran
“Kemudian ada security officer. Orang yang mengatur keluar masuk penonton, pintu. Dia bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan tapi tidak terlaksana dengan baik. Ia tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup,” katanya.
Dia juga menilai ancaman sanksi dan denda dari FIFA perihal sepak bola tanah air merupakan cambuk sekaligus motivasi.
Supaya, dunia persepakbolaan tanah air semakin baik dan maju usai kejadian yang dialami sekarang.***