BANTENRAYA.COM – Petani di Kabupaten Pandeglang meminta pemerintah menaikan harga jual gabah seiring dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Kenaikan harga gabah ini menurut petani akan membantu meringankan beban petani dalam mengolah sawah.
“Kami sangat berharap harga gabah dinaikan. Sekarang kan harga BBM naik dan ongkos-ongkos mengolah sawah ikut naik,” harap Topik, salah seorang petani asal Kecamatan Cimanuk, Selasa 13 September 2022.
Baca Juga: Sukses Tangani Pandemi Covid-19, Popularitas Airlangga Hartarto Ikut Melesat
Dikatakannya, pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 tahun 2020 tentang HPP, untuk gabah kering panen Rp 4,200 sedangkan untuk gabah kering giling seharga Rp 5,300. Namun pada kenyataannya kata Topik, petani sulit menjual gabah sesuai HPP.
“Kami ingin ada kenaikan harga pembelian gabah dari pemerintah. Harga yang tercantum dalam peraturan harus dinaikan, kalau enggak kami rugi, karena biaya BBM sekarang kan lebih mahal,” ujarnya.
Masik kata Topik, harga gabah sebelumnya sempat anjlok, akan tetapi tidak terlalu parah. Ia memprediksi kali ini harga jual akan lebih parah karena pembeli beralasan BBM naik.
Baca Juga: Akibat BBM Naik, UMKM di Lebak Mulai Rasakan Dampaknya
“Kalau bulan lalu mah harga gabah murah, tapi bulan Oktober dan September ini naik sedikit,” katanya.
Uki petani Kecamatan Karangtanjung menuturkan, harga gabah kadang naik kadang menurun. Seharusnya, dengan adanya kenaikan BBM harga gabah ikut naik karena untuk menambah biaya tanam padi. “Ya, begitu kadang naik, turun. Tapi mudah-mudahan setelah BBM naik, harga gabah juga ikut naik,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang, Uun Januardi berharap, harga beli gabah ke petani naik menyusul naiknya harga BBM. Uun menilai, jika harga gabah tidak naik para petani akan mengalami kerugian yang cukup besar. “Mudah-mudahan harga gabah naik, karena BBM juga naik, kalau harga gabah naik ya petani kita akan sangat terbantu,” harapnya. ***