BANTENRAYA.COM – Polemik yang terjadi dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah tantangan berat bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Terlebih, di bawah kepemimpinan Ketum Plt baru, PPP ngebut membahas Calon Presiden (Capres) dalam Mukernas mendatang dan diprediksi bisa membuat suasana di KIB berkecamuk.
“Ini kan tantangan berat bagi KIB, satu aja keluar aja rontok, karena sudah tidak memenuhi syarat,” ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ray Rangkuti, Rabu 7 September 2022.
Baca Juga: Bagaimana hukum tato dalam Islam, wajibkah dihilangkan? Begini penjelasan panjang lebar Buya Yahya
“Kalau biasanya,ada orang lain yang selesaikan dulu kasusnya, KIB tidak berani melakukan karena mereka saling membutuhkan,” katanya.
Tiga serangkai PPP, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) harus tetap bersama-sama dalam koalisi untuk mengamankan posisi.
“Katakan, sepanjang apa nanti kisruh mereka akan tetap menjaga PPP berada dalam koalisi KIB. Sebab secara formal kalau keluar, membuat koalisi ini berantakan,” sebut Ray.
Baca Juga: Yuk Disimak… Setelah Atut Menghirup Udara Bebas, TCW Juga Bebas dari Penjara
Tantangan lain yang dihadapi KIB, jika PPP kemudian memilih keluar dari koalisi dan bergabung dengan yang lain. Terlebih jika PPP memiliki Capres di luar koalisi.
“Mereka akan dengan evaluasinya akan tetap bertahan atau tidak,” tegas Ray. Partai Golkar sendiri mengatakan bahwa KIB masih solid, dan Mardiono adalah salah satu inisiator KIB.
Sebelumnya, Suharso Monoarfa diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP dari Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan atau Mukernas PPP.
Posisinya digantikan oleh Muhammad Mardiono, yang saat ini menjabat sebagai anggota dewan pertimbangan presiden atau Wantimpres.
Baca Juga: Fraksi PKS Lakukan Ini ke Puan Maharani, Termasuk Potong Pidato Puan
Di bawah kepemimpinan Mardiono, PPP akan menggelar Mukernas, yang salah satu agendanya menyebutkan Capres.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani menyebut tak ada pembahasan posisi PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam Mukernas di Banten.
Hal itu diungkap seiring penunjukan Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan dalam Mukernas.
Arsul juga memastikan hal ini berarti PPP tidak mengubah posisi dalam berkoalisi di KIB bersama Golkar dan PAN.
Arsul juga menyebut Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono saat ini merupakan koordinator KIB.
“Ini artinya PPP sampai hari ini tidak berubah posisi koalisinya untuk Pilpres 2024, yakni bersama Partai Golkar dan PAN,” kata Arsul.
Baca Juga: Prediksi Liga Champions Laga Inter Milan VS Bayern Munchen, Adu Unggul Penyerang Baru
Tetap di KIB
Menurut pakar komukasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo, pergantian ketua umum di tubuh PPP kemungkinan besar tidak mengubah posisi PPP di KIB.
“Pergantian itu kemungkinan besar tak akan merubah keberadaan PPP dalam gerbong KIB. Tetapi semuanya tergantung nakhoda baru,” ujar Suko.
Suko menuturkan adanya keuntungan ketika PPP berada dalam KIB yakni PPP tergabung dalam arus besar perpolitikan Indonesia.
Artinya, PPP tidak sendirian dalam menyongsong Pemilu 2024. Berada dalam KIB juga bisa meningkatkan kepercayaan diri partai berlambang Ka’bah itu.
“Keuntungannya, PPP tidak sendirian dalam perpolitikan di Indonesia. Ada perasaan percaya diri kalau berada dalam gerbong KIB,” tegasnya.
PPP juga dinilai bisa menaikkan bisa menaikkan citra partai di mata publik dan memperkuat posisi tawar dengan tetap bertahan di KIB.
Baca Juga: GRATIS! Cara Menambah Subscriber YouTube, Pernah Dilakukan oleh Atta Halilintar
“Tetapi menurut saya, keberadaan gerbong harus diakui bisa menaikkan pamor PPP. Keberadaan PPP dalam gerbong KIB juga menjadikan PPP diperhitungan sebagai bagian dari kekuatan besar,” tandasnya. ***
 
			 
					


















