BANTENRAYA.COM – Rumor kenaikan bahan bakar minyak atau BBM dijawab oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan bahwa pemenerintah kurang cermat mengatasi keluhan masyarakat.
Pemerintah masih belum memfinalisasi perhitungan yang cermat soal besar kenaikan BBM dan juga dampaknya ke masyarakat.
Kali ini Presiden Jokowi sendiri turun tangan untuk memperhitungan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, seperti Pertalite dan Solar dari para menteri, Jumat 2 September 2022 dikutip Bantenraya.com dari channel Youtube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Sinetron Baru Takdir Cinta yang Kupilih Bercerita Tentang Apa? Simak Sinopsis, Jam dan Jadwal Tayang
Hal itu dikatakan Jokowi usai membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
“Untuk BBM-nya semuanya masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan BLT BBM diberikan sebesar Rp600 ribu untuk 4 bulan. ia berharap dengan adanya bantuan tersebut daya beli masyarakat bisa terjaga dengan baik.
Baca Juga: Terkait Harga BBM yang Akan Naik, Jokowi Siap Hitung-hitungan Harga Baru BBM
“Kita harapkan dengan suntikan BLT BBM ini daya beli masyarakat bisa terjaga dengan baik,” ungkap Presiden Jokowi.
Diketahui sebelumnya, rencana kenaikan BBM pada Pertalite dan Pertamax terjadi karena pemerintah sudah mensubsidi BBM hingga Rp502 triliun lebih.
Jokowi kerap mengatakan APBN belum tentu bisa mensubsidi harga BBM yang tinggi. Pemerintah mengklaim subsidi hanya efektif hingga Oktober.
Baca Juga: 6 Bulan TKW Asal Indonesia di Arab Saudi Layani 2 Majikan Sekaligus, Ngaku Lama-lama kelelahan
Pemerintah lantas mengambil sejumlah upaya di tengah isu kenaikan BBM antara lain mengalokasikan anggaran subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun.
Selain pembagian BLT BBM juga memberikan subsidi upah dan meminta daerah untuk mengalokasikan dana daerah sebanyak 2 persen untuk subsidi ke sektor transportasi dan sektor terkait lain.
Jadi dalam hal ini masyarakat akan diberikan tiga jenis apa yang disebut bantalan sosial, yaitu BLT untuk 20,65 juta kelompok masyarakat atau keluarga masyarakat sebesar Rp 150 ribu kali empat kali, itu 12,4 triliun.
Baca Juga: Aburizal Bakrie : Ingatkan Kader Golkar Soal Target Usung Airlangga di Pilpres 2024
Kemudian bantuan subsidi upah kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum 3,5 juta per bulan sebanyak Rp 600 ribu dibayarkan sekali dengan anggaran 9,6 triliun,
Namun, di tengah rencana kenaikan BBM, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) justru melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi, terhitung per 1 September 2020 tepatnya pukul 00.00
Pertamina resmi melakukan penyesuaian berupa penurunan harga untuk produk Pertamax Turbo (RON 98) Dexlite (CN 51) dan Pertamina Dex (CN 53).***


















