BANTENRAYA.COM – Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir dan Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga yang meminta masyarakat untuk tidak membandingkan harga BBM Pertamina dengan Petronas, menuai kontroversi.
Beberapa kalangan dan pakar menilai jika pernyataan tak membandingan harga BBM adalah salah besar.
Pasalnya, harga minyak di Malaysia lebih murah bukan soal subsidi yang diterima lebih besar. Namun, karena di aana pendapatan per orang Rp53 juta tapi BBM di bawah harga di Indonesia.
Baca Juga: Rilis Anime Ao Ashi Episode 19 Ditunda, Simak Jadwal Tayang Terbaru Darinya
Hal tersebut ditanggapi serius oleh Bambang Haryo Soekartono, pengamat kebijakan Publik.
Menurutnya, yang membandingkan Pertamina dengan Petronas adalah Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Sebagaimana statetmentnya di media, dia mengatakan subsidi Pertronas jauh lebih besar, dibanding Pertamina.
Baca Juga: KRONOLOGI Perselisihan Ibu Pengendara Mobil Mercy dan Pegawai Alfamart, Sampai Bawa Kuasa Hukum!
“Untuk membuktikan pernyataan Dirut Pertamina, saya meluncur ke Malaysia dan terungkap fakta bahwa harga BBM di Malaysia jauh lebih murah dan subsidinya lebih kecil dari pertamina di Indonesia,” tuturnya.
“Rupanya Menteri BUMN terlalu sibuk diluar BUMN sehingga tidak memonitor apa yang dikomentari Dirut Pertamina di media” Kata Bambang Haryo lewat rilis yang diterima Bantenraya.com Minggu 14 Agustus 2022.
Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menjelaskan bahwa petronas masih sama dengan pertamina yaitu menggantungkan BBM impor dari sejumlah negara.
Baca Juga: 13 Link Twibbon Hari Jadi Jawa Tengah ke-72 Tahun 2022, Desain Terbaru dan Paling Keren
Seperti Saudi Arabia, Brazil, Australia, Amerika, United Arab Emirat (UAE), sehingga pernyataan Menteri BUMN bahwa petronas memproduksi minyak sendiri tidak berdasarkan kajian yang tepat.
“Perlu diketahui sebagian besar harga gasoline oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak di dunia jauh lebih kecil dari harga gasoline oktan 95 yang ada di Indonesia,” katanya.
“Misalnya : urutan 1 Venezuela harga 0,022 USD atau setara dengan Rp. 299,- dg jumlah penduduk 28 juta , urutan 2 Libai harga 0.031 USD setara dengan Rp. 463,-, urutan 3 Iran 0,053 USD setara dengan Rp. 792,- ,” paparnya.
Baca Juga: Contoh Sambutan Ketua Pelaksana Lomba 17 Agustus 2022, Menyemangati dan Penuh Makna
“Urutan 9 Malaysia 0,46 USD setara dengan Rp. 6.881, urutan 10 Irak 0,51 USD setara dengan 7.690,-” ujar pemilik sapaan akrab BHS ini.
Bahkan, Kata Alumni ITS Surabaya ini, Negara bukan penghasil minyak banyak yang lebih murah dari Indonesia, misalnya urutan ke 36 Taiwan 1,028 USD setara dengan 15.378, urutan 37 Burma 1,039 USD setara dengan Rp15.540, urutan 40 Maldive 1,071 USD setara dengan Rp16.022.
Urutan 45 Vietnam 1,121 USD setara dengan Rp16.770, urutan 50 adalah Indonesia 1,167 USD setara dengan Rp17.540 berarti ada 49 negara yang menjual bahan bakar oktan 95 lebih murah dari Indonesia, sumber data, https://www.globalpetrolprices.com/gasoline_prices/.
Baca Juga: Sinopsis One Piece Episode 1030, Uta dan Luffy Sepakat Ciptakan Kedamaian Dunia
“Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan harga BBM yang ada di Indonesia adalah yang termurah di dunia, padahal Indonesia termasuk penghasil minyak dan gas yang sumur minyaknya terbanyak dan terbesar di Asia Tenggara. Kenapa harga BBMnya bisa sangat mahal?? tanya BHS.
Lucunya lagi , sambung BHS, Staf Khusus Menteri BUMN yang mengatakan harga BBM di Malaysia lebih murah dari Indonesia karena jumlah penduduknya lebih sedikit dari Indonesia, ini pun tidak berdasar kajian dan data yang benar.
“Sebagai misal Singapura yang mempunyai penduduk 5,6 juta yang jauh lebih kecil dari penduduk Indonesia maupun penduduk Malaysia yang jumlahnya 33,37 juta,” tuturnya.
Baca Juga: Syafrudin-Subadri Siap Maju di Pilkada 2024, Jadi Lawan Atau Kawan Tak Masalah
“Harga BBM Singapura oktan 95 adalah 2,022 USD setara dengan Rp.30.200,- yang tentu jauh lebih mahal dari harga di Indonesia maupun di Malaysia, sehingga tingginya harga BBM di suatu negara tidak ada korelasinya dengan jumlah penduduk tetapi sangat berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat di negara tersebut,” ungkap BHS.
Sebagai misal, lanjut anggota Dewan Pakar Partai Gerindra ini, di Singapura walau harga BBMnya 2 kali lipat lebih tinggi dari Indonesia tetapi UMR-nya juga tinggi sebesar 5.000 SGD setara dengan 53 juta sedangkan di Indonesia UMR berkisar Rp2 – Rp4,7 juta rupiah.
Bahkan masih ada wilayah yang mempunyai UMR dibawah 2 juta rupiah, misalnya Sragen Rp1.839.000, Banjarnegara Rp1.819.000, dan lain lain, mayoritas 90 persen UMR wilayah di Indonesia dibawah 3 juta rupiah.
Baca Juga: History Wano Part 2: Senjata Kuno Pluton Pelindung Negeri Wano dan Masa Depannya di Dunia One Piece
“Maka pemerintah Indonesia seharusnya menerapkan tarif harga BBM yang realistis sesuai dengan harga beli impor seperti halnya di Malaysia dan baru subsidinya disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia,” tutup BHS. ***
Dokumen Bambang Haryo Soekartono
















