BANTENRAYA.COM – Istilah malam satu suro yang bertepatan dengan malam 1 Muharram dikenal masyarakat secara luas dengan hadirnya film horor Indonesia tahun 1980-an.
Dalam beberapa dekade dan mungkin saat ini masih kerap diputar layar televisi terutama ketika malam satu suro. Film dimaksud yakni Film Suro yang disutradari oleh Sisworo Gautama Putra.
Filam Malam Satu Suro dibintangi oleh Suzzanna, Fendy Pradana, Johny Matakena, dan Nurnaningsih. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang hantu sundel bolong sebagai tokoh antagonis.
Namun dalam film ini sundel bolong sebagai tokoh utama protagonis. Film ini didistribusikan oleh Soraya Intercine Films.
Baca Juga: Series Cupcake untuk Rain Berapa Episode? Berikut Jadwal Tayang dan Link Nonton Bukan LK21
Dikutip Bantenraya.com dari wikipedia, Jumat 29 Juli 2022. Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud sundel bolong dibangkitkan dari kuburannya oleh Ki Rengga.
Ki Rengga merupakan seorang dukun Jawa sakti untuk dijadikan anak angkatnya. Dukun Jawa itu berkata: “Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.” (“Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku”).
Dia kemudian menancapkan paku keramat ke kepala Suketi (Suzanna), arwah penasaran tersebut, merapal mantra kuno berbahasa Jawa dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali.
Suatu hari dua orang pemuda dari Jakarta sedang berburu kelinci di hutan tersebut.
Bardo Ardiyanto (Fendy Pradana), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, tetapi dihalangi oleh seorang wanita cantik, ia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi.
Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, tetapi akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya.
Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada “Malam satu Suro” (Tanggal 1 Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa) di tengah Alas Roban (“Hutan Roban”) tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan pengantin tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuno yang diiringi tari-tarian peri.
Baca Juga: Nikita Mirzani Berstatus Tersangka, Inilah Sumber Kekayaan yang Dimilikinya Capai Rp1,3 Triliun
Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya.
Suatu hari Joni, seorang pengusaha licik menawarkan perjanjian bisnis di kantor Bardo, tetapi ditolak karena taktiknya yang kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo.
Joni datang ke Mak Talo, seorang dukun lain, dan mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan Joni mendatangi rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi berubah menjadi Sundel Bolong kembali.
Malamnya Bardo yang kebingungan menemui mertuanya di Alas Roban dan mengetahui latar belakang Suketi yang sesungguhnya.
Baca Juga: Update! 20 Link Twibbon Tahun Baru Islam 2022 1444 Hijriyah, Desain Modern Cocok Bagikan ke Medsos
Suketi dulunya adalah seorang wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil, arwahnya tidak beristirahat dengan tenang dan menjelma menjadi hantu Sundel Bolong yang penuh dendam.
Setelah membalas dendam, dia kemudian dibangkitkan kembali oleh Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya.
Suketi yang sekarang kembali menjadi Sundel Bolong sangat sedih karena kehidupannya yang telah bahagia bersama keluarganya dirusak.
Situasi bertambah tegang ketika Preti kemudian diculik oleh kawanan penjahat Joni yang berkomplot dengan dukun Mak Talo. Komplotan Joni meminta uang tebusan, tetapi dalam prosesnya, Preti terbunuh secara tidak sengaja oleh salah satu penjahat.
Suketi menjadi marah besar dan mengamuk setelah tahu bahwa anaknya terbunuh. Sundel Bolong Suketi mulai melangsungkan balas dendamnya kepada komplotan penjahat tersebut dengan cara-cara yang kejam namun unik(***)

















