BANTENRAYA.COM – Artikel ini akan membahas mengenai asal usul terjadinya fenomena hujan meteor.
Fenomena langka hujan meteor sendiri akan terjadi dalam waktu dekat, tepatnya 29-31 Juli atau bertepatan dengan malam tahun Baru Islam 1444 Hijriah.
Tak hanya 1, akan ada 2 hujan meteor sekaligus yang terjadi pada akhir Juli ini yakni hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.
Baca Juga: Inilah TikToker Mariam Hadid Yang Dapat Kecaman, Dari Salat Pakai Kostum Hingga Ngaku Nabi
Terakhir, hujan meteor juga terjadi pada akhir Juni lalu dimana Jakarta menjadi salah satu lokasi terbaik untuk melihatnya.
Kini kabar baiknya, 2 hujan meteor di akhir Juli akan terjadi di langit bumi selatan yang berarti bisa diamati dari Indonesia.
Di sisi lain, ada penjelasan ilmiah terkait asal usul fenomena hujan meteor bisa terjadi sebagaimana dikutip Bantenraya.com dari laman LAPAN.
Baca Juga: TAYANG PERDANA! Nonton Serial The Sexy Doctor is Mine Full HD: Kisah Dokter jadi Incaran Dua Wanita
Pada dasaranya fenormena hujan meteor sendiri terjadi saat bumi berpapasan dengan benda angkasa yang melintas serta debu batuan yang terbawa masuk ke dalam atmosfer bumi.
BUmi dan benda angka tersebut bisa saling berpapasan lantaran sama-sama mengorbit ke matahari.
Saat memasuki atmosfer bumi, debu komet ini terbakar dengan panas mencapai 1.650 derajat celcius dan nyaris semua habis terbakar.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1055: Kelompok Topi Jerami Tinggal Selangkah Lagi Menuju Laugh Tale
Pada proses debu-debu terbakar ini yang kita saksikan sebagai hujan meteor di bumi.
Suara ledakan dari daratan bisa saja terdengar ketika hujan meteor terjadi yang berasal dari debu meteor dengan ukuran agak besar yang terbakar lebih lama dan terlihat seperti bola api.
Dan pada saat gugusan debu komet paling banyak terbakar secara bersamaan di atmosfer bumi, di momen itu hujan meteor mencapai puncaknya.
Baca Juga: Harga Kripto Melejit Kamis 28 Juli 2022, AAVE Menyentuh Rp1.417.394
Fenomena hujan meteor juga merupakan peristiwa rutin dimana bisa terjadi setiap tahun akibar gerak revolusi yang terjadi.
Akan tetapi, waktu puncak hujan meteor bisa berubah setiap tahunnya sebagai dampak dari dinamika orbit komet yang berpapasan dengan bumi.
Soal penamaan hujan meteor, hal itu diambil asal titik radian hujan meteor berdasarkan rasi bintang.
Baca Juga: Ide Pantun Idul Adha Dari Yang Lucu Hingga Penuh Nasihat
Misalnya hujan meteor Perseids disematkan karena meteor seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Syarat untuk Bisa Melihat Hujan Meteor
Untuk bisa melihat meteor harus ada 3 syarat. Pertama cuaca langit cerah dan tidak mendung, kedua tidak terganggu polusi cahaya.
Baca Juga: Spoiler One Piece Film Red: Kekuatan Mengerikan Buah Iblis Uta, Korban Sulit Keluar dari Efeknya
Jika ada warga Jakarta yang ingin melihat, jangan melihat dari tengah kota yang banyak cahaya lampu.
Syarat ketiga tidak ada penghalang, di bagian langit utara itu tidak ada pepohonan atau bangunan yang menghalangi. ***
















