BANTENRAYA.COM – Artikel ini akan membahal bagaimana sebenarnya proses terjadi dan syarat untuk bisa melihat dari hujan meteor.
Seperti diketahui, saat ini sedang berlangsung fenomena hujan meteor bootid pada 22 Juni hingga 2 Juli 2022 dan puncaknya akan terjadi pada besok, Senin 27 Juni 2022.
Dikutip dari starwalk.space, hujan meteor bootid bukan kali ini saja terjadi, hal serupa terjadi pada 1998 dengan 50-100 meteor per jam dan 2004 dengan 20-50 meteor per jam.
Baca Juga: Deretan Link Twibbon Ucapan Idul Adha Dengan Desain Terbaru 2022, Dan Paling Banyak Dicari
Kejadian yang sama juga diperkirakan terjadi pada 2010, tetapi hujan meteor saat itu menghasilkan kurang dari sepuluh meteor per jam.
Pada dasarnya hujan meteor merupakan peristiwa yang tak bisa diprediksi namun kali ini menunjukkan aktivitas yang tak biasa.
Ada penjelasan ilmiah mengapa fenomena hujan meteor bisa terjadi dan berikut penjelasannya sebagamana dikutip Bantenraya.com dari laman LAPAN.
Baca Juga: Mobil Tangki Kimia Terguling di Cilegon, Muatan Cairan Kimia Sebabkan Kepulan Asap
Pada dasaranya fenormena hujan meteor sendiri terjadi saat bumi berpapasan dengan benda angkasa yang melintas serta debu batuan yang terbawa masuk ke dalam atmosfer bumi.
BUmi dan benda angka tersebut bisa saling berpapasan lantaran sama-sama mengorbit ke matahari.
Saat memasuki atmosfer bumi, debu komet ini terbakar dengan panas mencapai 1.650 derajat celcius dan nyaris semua habis terbakar.
Baca Juga: Link Nonton Legal Alchemy Of Souls Episode 4 Sub Indo: Jang Wook Bertarung dengan Putra Mahkota
Pada proses debu-debu terbakar ini yang kita saksikan sebagai hujan meteor di bumi.
Suara ledakan dari daratan bisa saja terdengar ketika hujan meteor terjadi yang berasal dari debu meteor dengan ukuran agak besar yang terbakar lebih lama dan terlihat seperti bola api.
Dan pada saat gugusan debu komet paling banyak terbakar secara bersamaan di atmosfer bumi, di momen itu hujan meteor mencapai puncaknya.
Baca Juga: Airlangga: Bengkulu Bukti Kuatnya Koalisi Indonesia Bersatu
Fenomena hujan meteor juga merupakan peristiwa rutin dimana bisa terjadi setiap tahun akibar gerak revolusi yang terjadi.
Akan tetapi, waktu puncak hujan meteor bisa berubah setiap tahunnya sebagai dampak dari dinamika orbit komet yang berpapasan dengan bumi.
Soal penamaan hujan meteor, hal itu diambil asal titik radian hujan meteor berdasarkan rasi bintang.
Baca Juga: Ide Pantun Idul Adha Dari Yang Lucu Hingga Penuh Nasihat
Misalnya hujan meteor Perseids disematkan karena meteor seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Syarat untuk Bisa Melihat Hujan Meteor
Untuk bisa melihat meteor harus ada 3 syarat. Pertama cuaca langit cerah dan tidak mendung, kedua tidak terganggu polusi cahaya.
Jika ada warga Jakarta yang ingin melihat, jangan melihat dari tengah kota yang banyak cahaya lampu.
Syarat ketiga tidak ada penghalang, di bagian langit utara itu tidak ada pepohonan atau bangunan yang menghalangi. ***