BANTENRAYA.COM – Gubernur Jawa Barat berbagai cerita bagaimana ia sukses memimpin Jawa Barat.
Dikatakan Kang Emil, demikian Ridwal Kamil sering disapa, ada 3 indikator keberhasilan kepemimpinan.
Pemimpin berhasil itu yang pertama apakah pribadinya disukasi baik lisannya, sikap, dan gesturnya.
Kedua apakah bisa mengakselerasi kemajuan, dari lambat menadi cepat, dari gelap menjadi terang dari semrawut menjadi lancer.
Ketiga apakah mampu menghadirkan perubahan, dari yang tidak ada sama sekalai menjadi ada.
Baca Juga: Puji Kecantikan Megawati, Jokowi: Ini Benar-benar dari Lubuk Hati yang Paling Dalam
“Jadilah pemimpin yang punya 3 indikator itu,” kata Kang Amil dihadapan peserta Rakernas APKASI 2022 sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Apkasi Official, Rabu 22 Juni 2022.
Kata Kang Emil, untuk mengukur kemajuan sebuah daerah maju atau tidak bisa dilihat dari tiga hal yakni ekonomi dan infrastruktur, kualitas SDM, dan reformasi birokrasi yang terus menurus.
“Di Jabar, reformasi birokrasi jadi contoh nasional. Kami menerapkan merit system dalam penempatan pegawai. Karena kami punya system, bagaimana tiap hari ASN itu dievaluasi atasannya. Jangan ada PNS bagus ke atas dzalim ke bawah,” katanya.
Kang Emil bercerita sebagai sebagai gubernur, setiap ada rotasi dan mutasi maka komputer akan mempromosikan tiga nama terbaik dan akan mengavaluasi horizontal dan vertical.
Baca Juga: 20 Ucapan Selamat HUT DKI Jakarta Ke-495, Penuh Makna, Doa dan Harapan, Cocok jadi Caption Medsos
“Penggunaan komputerisasi ini akan memberantas jual beli jabatan dengan sistem meritrokasi,” tandas Kang Emil.
Soal birokrasi, Kang Emil menyebutkan level-level birokrasi. Paling dasar adalah birokrasi aturan dimana inovasi mati disini.
“Indonesia mayortas birokrasi di level dua yaiti birokrasi performa. Birokrasi level 2 masih menganggap membangun daerah masih urusan birokrat. Negara maju sudah menerapkan birokrasi dinamis,” terangnya.
Sekarang mau ke birorasi level 4, kerja rutin akan hilang oleh mesin. “Di jabar sudah dipraktikan, smeua asn kerja fungsional. Eselon IV ditrasformasi jadi fungsional. Itu lah ciri negara maju. Buapati jangan hanya sibuk ke dalam, tapi harus lihat tanda-tanda kemajuan. Kalau bisa lewat zoom kenapa tidak dilakukan.
Baca Juga: Warga Ciracas Kota Serang Minta Pendirian SMA Negeri
Di Rakenas APKASI ini, Kang Emil menjelaskan jika dunia berubah oleh digitalasi dan sekarang 4.0.
“Di jabar sudah digital, ngasih makan pakan bisa aplikasi, cari ikan pakai aplikasi. HP bukan lagi alat komunkasi taoi alat produksi. Jabar punya program petani millennial, tanah dipinjamkan, modal dikasih dan sudah mewisuda 1.300 peserta petani millenial di IPB 24 Maret 2022. Mereka yang diwisua sudah berpenghasilan kota atau UMR. Itulah revolusi igital yang kami terjemahkan di daerah.” ***