BANTENRAYA.COM – Ucapan politikus partai penguasa India yakni Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma yang dianggap menghina Nabi Muhammad berbuntut panjang.
Akibat pernyataan kontroversial Nupur Sharma tersebut, kini India mendapat ancaman keamanan.
Hal tersebut setelah Al Qaeda di Anak Benua India (AQIS) merilis surat terbuka pada Senin 6 Juni 2022.
Baca Juga: Link Nonton Melur untuk Firdaus Full Episode Sub Indo, Lengkap dengan Sinopsis
Isi surat tersebut menegaskan bahwa kelompok teroris tersebut akan menggunakan bom bunuh diri dengan sasaran Nupur Sharma.
Selanjutnya mereka akan menyasar negara bagian Delhi, Mumbai, Uttar Pradesh, dan Gujarat.
Dikutip Bantenraya.com dari berita Pikiran-rakyat.com berjudul “Al Qaeda Ultimatum India dengan Bom Bunuh Diri, Terusik Hinaan Nabi Muhammad” atas hal tersebut Polisi India di setiap negara bagian dilaporkan tengah bersiaga tinggi.
Pada 26 Mei 2022, Sharma ambil bagian dalam debat di stasiun televisi dan mengungkapkan pandangannya tentang Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq.
Sharma kemudian meminta maaf via Twitter. Dia berdalih tidak bermaksud menghina keyakinan agama siapa pun.
Wanita berusia 37 tahun itu bersikeras komentarnya tentang Nabi Muhammad sebagai tanggapan atas ‘penghinaan dan ketidakhormatan yang terus menerus’ terhadap dewa Hindu Mahadev.
Baca Juga: Profil Pemimpin Pusat GP Ansor Luthfi Thomafi Yang Meninggal Dunia
“Dengan ini, saya menarik pernyataan saya tanpa syarat,” ucapnya.
Nasi sudah menjadi bubur, permintaan maaf Sharma nyatanya gagal memadamkan gelombang kemarahan Muslim yang telah menyebar jauh ke luar India.
Indonesia, UEA, Maladewa, Yordania, Bahrain, Libya, Qatar, Kuwait, Iran, Arab Saudi, Oman, dan Afghanistan bergabung mengajukan protes atas pernyataan kader BJP itu.
Sementara itu, Indonesia telah memanggil duta besar India di Jakarta. Bahrain mengecam pernyataan itu sebagai provokasi terhadap perasaan umat Muslim dan hasutan kebencian agama.
Tagar #ShameOnBJP juga menjadi topik tren di Twitter. Namun, tidak sedikit juga netizen yang mendukung Sharma dan bersikeras bahwa pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi tidak boleh tunduk pada tekanan dari umat Islam di dunia.*** (Ikbal Tawakal/Pikiran-rakyat.com)


















