BANTENRAYA.COM – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau DP3AKKB Banten Sitti Ma’ani Nina mengatakan, stunting merupakan satu diantara banyak tantangan yang harus dihadapi.
Penganan stunting adalah dalam rangka pembangunan keluarga yang menjadi bagian dari sasaran pelaksanaan program bangga kencana.
Menurutnya, penyebab stunting adalah masih rendahnya pemahanan keluarga terutama para orangtua dalam memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anaknya yang masih balita.
Baca Juga: Profil ARMY, Fans Fanatik BTS yang Membuat Rating Insert Live Anjlok di Playstore dan Appstore
Hal ini yang kemudian menyebabkan terjadinya stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama (kronis).
“Sehingga anak tumbuh lebih pendek untuk usianya,” kata Nina saat menghadiri kegiatan Bimtek fasilitasi, Pembimbingan, Pengembangan dan penguatan Penyiapan Pengasuhan 1.000 hari Pertama Kehidupan.
“Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi didalam kandungan dan pada masa awal setelah lahir,” ujarnya.
Baca Juga: Tes Psikologi: Coba Tebak, Ibu Pada Gambar Tersebut Memiliki Berapa Anak?
Nina menjelaskan, permasalahan yang menjadi kekhawatiran utama bukan terletak pada ukuran tinggi badan.
Akan tetapi justru yang mendapat perhatian utama adalah efek yang ditimbulkan dari kasus stunting.
Karena gizi buruk yang terjadi pada balita ini, lanjutnya, dalam jangka waktu lama akan sulit untuk diperbaiki.
Baca Juga: Tes Psikologi: Coba Tebak, Ibu Pada Gambar Tersebut Memiliki Berapa Anak?
Seperti terjadi gangguan kognitif yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit, serta berisiko mengalami penyakit tidak menular (PTM) disaat dewasa.
“Mengingat masalah stunting ini akan berdampak terhadap penyiapan generasi Indonesia mendatang, maka Presiden RI telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,” paparnya.
“Hal tersebut sejalan dengan Instruksi Gubernur Banten Nomor 2 Tahun 2018, tentang gerakan banten eliminasi TBC dan cegah stunting,” ungkapnya.
Baca Juga: Cara Cek Penerima BSU 2022 Lengkap dengan Langkah-langkahnya, Ada 8,8 Juta Calon Penerima Manfaat
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP3AKKb Banten Erminiwati mengaku, kegiatan ini bertujuan untuk penguatan peran orang tua dan kader dalam pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan.
Kemudian juga pada pencegahan stunting atau gagal tumbuh harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak, dengan memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menekan resiko 1.000 hari pertama kehidupan dari remaja, ibu hamil, dan memberikan penguatan kepada peserta tentang pentingnya 1.000 hari pertama kehiudpan,” imbuhnya. ***