BANTENRAYA.COM – Dalam sejarah Indonesia, Wartawan Indonesia memiliki peran penting dalam pembentukan dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
Untuk itu, peran wartawan tidak akan pernah lekang oleh waktu meski tantangan bagi wartawan dan pers Indonesia secara umum sangatlah besar.
Tantangan itu antara lain kemajuan teknologi informasi, menjamurnya media sosial, dan kurang adaptifnya wartawan terhap teknologi itu sendiri.
Baca Juga: Daftar Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro HPN 2022 di Kendari
“Wartawan sekarang tidak cukup hanya bisa menulis dan memotret, tapi harus multitasking atau atau bisa mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu. Harus bisa mengolah data statistik, grafis, dan banyak lagi,” kata Ketua PWI Pusat Atal Sembiring Depari dalam diskusi launching HPN 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara yang ditayangkan TVRI, Minggu 30 Januari 2022.
Dalam diskusi saat launching HPN 2022 ini, selain Atal Sembiring Depari juga ada beberapa pembicara seperti Usman Kamsong Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik di Kementerian Kominfo, Ketua KPI Pusat Agung Supiro, Nur Endang Abas, Sekda Pemprov Sulawesi Tenggara, Henry CH Bangun wakil Ketua Dewan Pers, dan Ketua Panitia HPN 2022 Auri Jaya.
Sementara itu, Usman Kamsong mengatakan, HPN jadi momentum menata hubungan di kalangan insan pers.
Kata Usman, tantangan pers Indonesia semakin hari semakin luar bisa. “Diharapkan HPN 2022 bisa menghasilkan sesutu yang baik bagi pers Indonesia,” katanya.
Ketua KPI Pusat Agung Supiro menyatakan, negara megakui dan memulyakan pers karena pers punya kontribusi besar bagi negara.
“Pers yang diakui adalah yang resmi untuk jadi penyimbang dan menetralisir hoax yang berkembang. Saya berharap HPN 2022 menghasilkan resolusi dari Dewan Pers, insan pers terhadap kondisi kekinian yang harusnya menguntungkan pers,” jelasnya.
Baca Juga: Pasca Fenomena Tanah Bergerak di Lebak, Warga Dilarang Membangun Rumah di Bantaran Sungai Ciujung
Kembali ke Atal S Depari, kata Atal HPN 2022 jelas penting bagi wartawan karena perkembangan tenologi semakin maju dan harus diimbangi.
Menurut Atal, jurnalistik tidaklah cukup dengan tulisan tapi harus dengan gambar, statstisk dan lain-lainnya.
“Dalam konteks media, kita akan bicarakan bagaimana jurnalisme wartawan dalam menjawab tantangan ke depan. Bagaimana media cetak bisa beradaptasi. Digitalisasi ini peluang, tapi bagaimana bisa memafaatkan peluang, ini yang akan dibicarakan di HPN 2022.” ***