BANTENRAYA.COM – Beredar di media sosial sebuah video memerlihatkan sosok diduga Gus Iqdam.
Video tersebut menjadi sorotan lantaran sosok diduga Gus Iqdam itu memberikan teguran kepada penjual minuman saat pengajian sedang berlangsung.
Video yang menampilkan sosok diduga Gus Iqdam tersebut menjadi sorotan di tengah kontroversi Gus Miftah yang disebut telah menghina seorang penjual es teh.
Akan tetapi, kini hal tersebut sudah mereda setelah Gus Miftah mendatangi sang menjual es teh secara langsung untuk menyampaikan permintaan maaf.
Adapun video diduga sosok Gus Iqdam yang menegur penjual minuman itu diunggah X @TukangBedah00, Selasa 3 Desember 2024.
Nampak dalam rekaman tersebut Gus Iqdam yang terlihat tampak marah lantaran terganggu dengan kehadiran sang penjual minuman.
Baca Juga: BMKG Bakal Update Cuaca Setiap Jam, Bupati Serang Minta Wisatawan Tak Perlu Khawatir ke Pantai Anyer
Pasalnya, penjual minuman tersebut terus berteriak menjajakan dagangannya selama acara pengajian berlangsung. Ia pun menyampaikan teguran menggunakan bahasa daerah.
“Sudahlah pak, penjual minuman itu lho, gak usah gaya-gayaan. Terus kamu ngapain? Saya bayar Rp500 ribu. Sekarang saya beli semua daganganmu, sampai kiamat nggak usah jualan lagi,” ujarnya.
Ia menilai, apa yang dilakukan penjual minuman tersebut tidak semestinya.
Baca Juga: Kejuaraan IWF Bahrain, Rizki Siap Berikan yang Terbaik untuk Indonesia
“Kamu ini keterlaluan, cari perhatian ya cari perhatian. Masa waktu mengaji kok malah jualan,” sambungnya.
“Terus nanti bikin status, ‘Orang cari rezeki nggak boleh.’ Waktumu cari rezeki itu lho sejak jam 4,” katanya.
“Iya apa nggak? Benar apa tidak? Orang mengaji itu nggak ada satu jam, habis ini saya geser jam kedua,” sambungnya.
Baca Juga: Nelayan Tak Melaut 2,5 Bulan Akibat Cuaca Buruk Butuh Segera Bantuan Pemerintah
Video terkait bisa dilihat DI SINI
Video itupun ramai dikomentari warganet, ada yang mendukung sikapnya sebagai bentuk ketegasan agar tak menganggu kegiatan pengajian.
Namun ada juga yang memandangnya negatif dan menilainya tak mencerminkan sikap sebagai seorang ulama. ***



















