BANTENRAYA.COM – Tertangkapnya Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK mengejutkan publik.
Pasalnya, Immanuel Ebenezer sendiri merupakan orang yang keras menyuarakan soal korupsi.
Bahkan, dalam berbagai kesempatan Immanuel Ebenezer kerap berteriak lantang jika koruptor pantas diberikan hukuman mati.
Baca Juga: 40 Persen Anggaran Salira di Cilegon Siap Digeber, Asal Pencairan Bisa Secepatnya
Namun, sekarang Noel yang memiliki latar belakang aktivis 98 ternyata terjerat kasus korupsi pemerasan sertifikat K3 di Kementerian Tenaga Kerja.
Bahkan, sebagai wamen, Noel sendiri kerap melakukan sidak atas berbagai kecurangan dan membela nasib buruh.
Hersubeno Arief dalam Youtube Rocky Gerung Official menjelaskan, OTT Wamenaker Immanuel tersebut cukup memukul dunia aktivis. Sebab, Noel sendiri merupakan aktivis 98.
Baca Juga: Kader Keluhkan Honor Yang Belum Dibayar 3 Bulan, Ini Respon Walikota Cilegon Robinsar
“OTT Immanuel sebagai wamenaker ini banyak memukul teman-teman aktivis yah,” tuturnya.
“Karena bagaimanalun juga Immanuel Ebenezer ini juga merupakan aktivis 98, meskipun perannya tidak cukup sentral,” katanya sebagaimana dikutip Bantenraya.com, Jumat 22 Agustus 2025.
Hersubeno menambahkan, waktunya sangat singkat bagi Noel yang sekarang masuk di pemerintahan sebagai wamen hanya beberapa bulan saja sekarang terjerat kasus korupsi.
Baca Juga: Link Nonton The Nice Guy Episode 11 dan 12 Sub Indo: Mi Young dan Seok Chul Bakal Balikan?
“Sangat singakat kurang dari satu tahun dia (Noel) terjerembab dalam jurang yang sangat nista sekali soal korupsi,” imbuhnya.
Sementara itu, Rocky Gerung menyatakan, kondisi aktivis masuk kepemerintahan dan terjebak korupsi menjadi tanda kerusakan moral yang tinggi.
“Kita sungguh ada dalam status kerusakan moral yang maha tinggi bila para aktivis terjerat korupsi,” paparnya.
Baca Juga: Siap-Siap! 42 Sekolah di Kecamatan Jombang Cilegon Akan Dapat MBG Pekan Depan
Menurut Rocky, menjadi paradoks karena aktivis 98 merupakan pejuang anti korupsi kolisi dan nepotisme (KKN).
“Ini jadi paradoks karena dari awal aktivis 98 ingin membersihkan negeri ini dari KKN akhirnya harus menasibkan dirinya seperti yang dia tentang,” pungkasnya. ***