BANTENRAYA.COM – Acara debat perdana Pilkada Banten digelar Komisi Pemilihan Umum atau KPU Banten di salah satu televisi swasta Indonesia, di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024.
Dalam debat perdana Pilkada Banten 2024 itu, Calon Gubernur Banten Nomor Urut 1 Airin Rachmi Diany menanyakan soal blue economy Banten kepada Calon Gubernur Banten Nomor Urut 2 Andra Soni.
Kata Airin, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengani blue economy indeks Banten saat ini berada di angka 20, sementara nasional diatas 40.
“Bagaimana langkah yang akan dilakukan bapak minimal sama dengan nasional, bahkan lebih dari nasional?” tanya Airin.
Baca Juga: 69 Mahasiswa KIP Kuliah Uniba Lulus Tepat Waktu
Andra Soni menjawab bahwa diakui posisi Banten selalu tertinggal dari daerah lain di Pulau Jawa, padahal penduduk Banten terbesar kelima di Pulau Jawa.
“Upaya, niatan dan ketulusan kita untuk membangun Banten. Angka statistik (memang) paradoks,” katanya.
Dikatakan, Banten adalah daerah di Indonesia bisa lampaui daerah lain.
Tapi, kata dia, selalu terbelakang dan tertinggal, termasuk angka kemiskinan tertinggi dan penganggurannya tertinggi di Indonesia.
Baca Juga: Bapenda Kota Serang Bakal Bentuk Tim Intelijen Pajak Daerah
Lalu, apa yang dimaksud blue economy?
Blue economy atau ekonomi biru atau yang juga dikenal sebagai ekonomi laut atau ekonomi maritim merujuk pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi, perbaikan kehidupan masyarakat, serta kesehatan ekosistem laut.
Ekonomi biru meliputi beberapa sektor, yaitu perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, dan bioteknologi kelautan.
Ekonomi biru berpotensi menurunkan angka kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan yang saat ini menjadi perhatian dari berbagai pihak seperti pembuat kebijakan, akademisi, dan berbagai pemangku kepentingan.
Baca Juga: Bakal Lebih Puas! Drakor The Judge From Hell Episode 9 dan 10 Umumkan Tambah Durasi Tayang
Konsep ekonomi biru muncul sejak awal tahun 2000an ketika pembangunan berkelanjutan mulai memperoleh perhatian global.
Istilah ekonomi biru pertama kali dicetuskan oleh Gunter Pauli, seorang pengusaha dan pendukung keberlanjutan dari Belgia melalui bukunya yang berjudul “The Blue Economy: 10 Years, 100 Innovations, 100 million Jobs“.***