BANTENRAYA.COM – Kaum perempuan dinilai masih tertinggal dalam dunia politik. Hal itu dapat dilihat dari minimnya jumlah perempuan yang terpilih sebagai anggota DPR dan DPRD.
Padahal, banyak isu perempuan yang harus disuarakan dan diperjuangkan oleh perempuan sendiri. Karena itu, penting bagi perempuan untuk bisa berperan sebagai aktor bukan penonton.
“Perempuan masih tertinggal di dunia politik,” ujar Ketua PD Perempuan Indonesia Raya (Pira) Provinsi Banten Encop Sopia. Pira merupakan organisasi sayap Partai Gerindra.
Baca Juga: JIS Jadi Sorotan Netizen, Ratu Tisha: Suporter Prancis Malah Mengaguminya
Hal itu disampaikan Encop saat seminar Strategi Pemenangan Pemilu dengan tema “Peningkatan Pengetahuan Para Caleg Perempuan Provinsi Banten tentang Pemilu 2024” yang digelar oleh PD Pira Provinsi Banten di gedung DPD Partai Gerindra Provinsi Banten di Kota Serang, Selasa, 14 November 2023.
Padahal, kata Encop, banyak hal yang harus disuarakan oleh perempuan, di antaranya adalah tentang isu orang marjinal, anak-anak, difabel, hingga perempuan.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Banten Annisa Desmond Mahesa membenarkan soal peran perempuan yang masih sedikit sekali dalam dunia politik. Sebab faktanya saat ini laki-laki mendominasi di dunia politik dibandingkan dengan perempuan.
Baca Juga: KONI Pandeglang Buka Pendaftaran Bakal Calon Ketua Umum, Ini Syarat dan Ketentuannya
“Padahal ibu-ibu itu cerdas,” kata Annisa.
Annisa menyatakan, karena itu perempuan harus berperan dalam kancah politik. Caranya harus banyak perempuan yang menjadi anggota DPR maupun DPRD Provinsi Banten. Makanya perempuan wajib pilih perempuan.
“Perempuan harus berdaya agar tidak diberdayakan,” katanya.
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten Andra Soni mengatakan, dari 235 kursi DPR RI dapil Banten dan DPRD Provinsi Banten baru 10 caleg perempuan Partai Gerindra. Padahal, kuota perempuan mencapai 30 persen.
Karena itu, Andra mengajak para caleg perempuan Partai Gerindra agar berjuang lebih keras meraih suara. Supaya keterwakilan perempuan akan semakin besar sehingga bisa menyuarakan aspirasi dna kebutuhan perempuan. *


















