BANTENRAYA.COM – Pada Hari Ayah yang diperingati 12 November 2023, kemarin, Calon Gubernur Banten 2024 Rano Karno mengenang sosok seorang seniman legendaris yakni ayahnya sendiri, Soekarno M Noor.
Bagi Rano, Soekarno M Noor bukan sekadar sosok seorang ayah tetapi juga adalah seorang mentor.
Sebab, dari ayahnya, Rano Karno belajar tentang seni peran yang sampai saat ini masih ia geluti.
“Selamat Hari Ayah, Pah, Al Fatihah,” tulis Rano Karno lewat akun Instagram pribadinya @si.rano.
Lantas siapa dan bagaimana profil dari Soekarno M Noor, seniman legendaris yang merupaka ayah dari Calon Gubernur Banten 2024 Rano Karno?
Dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber, Soekarno Mohammad Noor merupakan pria kelahiran 13 September 1931 dan wafat pada 26 Juli 1986.
Semasa hidupnya yang berprofesi sebagai aktor, Soekarno M Noor telah dinominasikan dengan beberapa penghargaan, termasuk empat Piala Citra Festival Film Indonesia.
Tiga di antaranya berhasil dimenangkan, sebagai aktor terbaik untuk perannya di film Anakku Sajang, Dibalik Tjahaja Gemerlapan dan Kemelut Hidup.
Kariernya sebagai aktor, ia telah membintangi lebih dari 68 judul film sebagai pemeran utama, sekitar 30 judul film sebagai pemeran figuran, dan 20 judul drama.
Ia menikah dengan Lily Istiarti dan memperoleh enam orang anak yang beberapa di antaranya mengikuti jejaknya sebagai aktor, termasuk Tino Karno, Rano Karno, dan Suti Karno.
Adapun organisasi yang pernah digeluti ayah Rano Karno antara lain Lesbumi, Ketua I PB Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia), dan Ketua Umum PB Parfi selama dua periode.
Sementara itu, Rano Karno menyatakan, pernah tidak direstui oleh ayahnya untuk menjadi seniman.
Baca Juga: Luis Milla Beri Dukungan Kepada Timnas Indonesia Jelang Lawan Panama di Piala Dunia U 17
“Bapak gue ini malah enggak mau anaknya jadi seniman,” kata Rano Karno kepada Helmy Yahya dalam video di YouTube Helmy Yahya Bicara.
Alasan Soekarno yang tidak ingin anaknya jadi seniman karena berkaca pada dirinya yang susah dan imbalan dari industri kesenian tidak akan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Dari kecil dia tidak bayangkan anaknya jadi seniman karena memotret diri dia susah. Tapi aneh, dari kecil itu kami dilibatkan di dunia kesenian,” tutup Rano Karno.***