BANTENRAYA.COM – Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar program Pustakawan Masuk Desa, sebagai bagian dari penguatan literasi masyarakat Banten.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 14 titik di enam kabupaten/kota di wilayah Banten, bertepatan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Literasi Untirta.
Program ini bertujuan untuk mendekatkan layanan perpustakaan kepada masyarakat desa, serta mengaktifkan taman bacaan masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa di wilayah sekitar kampus.
Baca Juga: Sssstttt, Zakiyah Ngaku Sudah Punya Sekda Kabupaten Serang Pilihannya
Atas arahan Rektor Untirta, kegiatan ini juga menginisiasi pembentukan TBM di lima lokasi sekitar kampus Untirta sebagai bagian dari pengembangan ekosistem literasi lokal. Kunjungan tim pustakawan Untirta dilaksanakan di berbagai lokasi.
Masing-masing lokasi dikunjungi sesuai jadwal. Diantaranya yang sudah dikunjungi adalah TBM Lentera Ilmu Serang, Perpustakaan Desa Sindangheula Kabupaten Serang, Perpustakan Desa Sindangsari Kabupaten Serang, TBM Motor Literasi Qi Falah Kabupaten Lebak, dan TBM Ummatan Wasathon Kota Serang.
Ada juga TBM Rumah Kaca Kabupaten Serang, TBM Jawara, Kota Serang, TBMDihya Khalifa Kabupaten Pandeglang, TBM Al Latif Mandalawangi, Pandeglang, Pojok Baca Matahari Kota Serang, TBM rumah Tukik Kabupaten Serang, Rumah baca Taman Kita Sarakan Kabupaten Tangerang dan Perpustakaan Bencongan Indah Kabupaten Tangerang.
Baca Juga: Kabupaten Serang Juara Kejurda Bola Tangan Jadi Bekal Untuk raih Emas di Porprov 2026
Dalam kunjungan tersebut, Perpustakaan Untirta memberikan bantuan berupa peminjaman 1.000 buku bacaan serta melaksanakan berbagai kegiatan literasi, seperti pendataan TBM, pengolahan bahan pustaka, membaca nyaring, mengulas buku, hingga permainan edukatif berbasis isi buku.
Kegiatan “Bacakan Saya Buku” dan proyek literasi kolaboratif turut menarik antusiasme anak-anak dan remaja di setiap titik kunjungan.
Para pengelola TBM menyambut hangat kehadiran tim Untirta dan banyak memberikan masukan terkait pengembangan taman baca di wilayah masing-masing. Salah satunya dari pengelola TBM Dihya Khalifa Kabupaten Pandeglang.
Baca Juga: Perluasan MBG di Cilegon Masih Lambat, Sejak Mei Hanya Bertambah Satu Kecamatan
Kang Lulu, pengurus TBM bersama istrinya Teh Fitri mengungkapkan bahwa kehadiran mahasiswa membawa angin segar bagi penguatan literasi di lingkungan mereka.
“TBM itu ujung tombak sekaligus ujung tombok literasi di masyarakat. Kami ini di garda terdepan, tanpa pamrih, sering kali harus siap nombok secara finansial demi jalannya kegiatan literasi,” ujar Kang Lulu sambil tertawa.
Ia menilai, program KKM Literasi dari mahasiswa sangat membantu aktivitas di TBM, mulai dari pendampingan anak-anak hingga manajemen kegiatan.
Baca Juga: Dari 608 Ribu Rekening yang Ada, Warga Cipocok Terpilih Dapat Mobil dari Undian BRI Simpedes
Namun demikian, ada kekhawatiran terkait keberlanjutan program setelah mahasiswa selesai masa KKM-nya.
“Program ini luar biasa bagus, kami sangat terbantu. Tapi permasalahannya, bagaimana kalau mahasiswa sudah tidak ada? Apakah program masih bisa berjalan?” kata Teh Fitri menambahkan. ***