BANTENRAYA.COM – Para guru yang tergabung dalam Forum Silahturahmi Guru (FSG) Banten menyatakan HUT Ke-25 Provinsi Banten merupakan kado pahit untuk guru di Banten.
Pernyataan bukan tidak berdasar. Bagi para guru di Banten, alokasi tambahan penghasilan pengganti tunjangan tambahan (tuta) untuk guru juga tidak menyelesaikan masalah.
Sebab tunjangan tambahan selama sembilan bulan sebelumnya belum dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Banten.
“Bapak Gubernur, kalau media bilang penghasilan tambahan merupakan kado manis, untuk para guru SMA, SMK, dan SKh negeri sesungguhnya itu kado pahit yang guru terima. Kado pahit, Pak Gubernur. Pahit dan menyakitkan,” kata M. Zaenal, salah satu anggota Forum Silahturahmi Guru (FSG) Banten.
BACA JUGA: Bus Trans Banten Siap Beroperasi, Cek Informasi Rute dan Jadwalnya
Zaenal pun menjelaskan mengapa dia menyatakan itu adalah kado pahit.
Sebab tambahan penghasilan pengganti tuta tersebut hanya akan dibayar, tiga bulan terakhir saja di tahun 2025, yaitu Oktober, November, dan Desember.
Sementara sembilan bulan tugas tambahan yang telah dikerjakan oleh para guru dihapus begitu saja.
“Dihapus, tak dibayar selama sembilan bulan, Pak Gubernur,” katanya.
Besaran tambahan penghasilan pun tidak sebanding dengan tunjangan tambahan yang sebelumnya merupakan kebijakan dari Gubernur Banten Wahidin Halim.
BACA JUGA: 10 Prompt Gemini AI Foto Wisuda di Studio, Hasil Realistis dan Elegan
“Tuta yang biasa guru-guru terima, bertahun-tahun sejak zaman Gubernur Wahidin Halim dihapus begitu saja dengan enteng dan tak berperasaan,” ujarnya.
Padahal, melalui tuta, kesejahteraan guru sedikit bertambah, dibandingkan tukin sesama pegawai Provinsi Banten.
“Jangan bandingkan tukin kami dengan pegawai provinsi Banten yang lain, Pak Gubernur juga sudah tahu, betapa kecilnya tukin guru,” tambahnya. ***

















