BANTENRAYA.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menggelar kegiatan Penyuluhan Bank Sampah pada Kamis, 17 Juli 2025, di Posko Pengabdian Kampung Bulakan, RT 001/RW 001, Desa Cikedung, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Biology Education and Care (BIOEDUCARE) 2025 dengan tema “Sampah Membawa Berkah, Lingkungan Menjadi Bersih.”
Penyuluhan menghadirkan pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ibu Tajria Rahmawati, serta Direktur Bank Sampah Pojok Nusantara (PJNU), Bapak Muhammad Agung Susanto, S.E. Kegiatan turut dihadiri perangkat desa dan masyarakat setempat.
Penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya pengelolaan sampah di Kampung Bulakan.
Penumpukan sampah, minimnya sistem pengelolaan, dan kurangnya kesadaran masyarakat menyebabkan lingkungan kotor dan berpotensi mengganggu kesehatan.
Padahal, Kampung Bulakan memiliki potensi wisata seperti Bukit Cariang dan area camping ground yang sedang berkembang.
Bank sampah diperkenalkan sebagai solusi. Sistem ini memungkinkan warga menabung sampah seperti uang, dengan nilai ekonomi dari sampah yang dipilah.
Konsep ini dinilai mampu mengatasi persoalan sampah sekaligus mendorong pemberdayaan masyarakat menuju desa wisata bersih dan berkelanjutan.
Ketua RT 001, Mista, menyampaikan apresiasinya. Ia berharap kegiatan ini tidak sekadar seremonial, tetapi mampu memantik kesadaran warga agar lebih aktif dalam mengelola sampah.
Baca Juga: 15 Contoh Pantun Pembukaan Acara HUT RI ke-80 Lucu dan Buat Suasana Menjadi Cair
“Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi adik-adik mahasiswa. Dulu memang pernah ada penyuluhan tentang bank sampah, tapi tidak berlanjut. Harapan saya, kegiatan ini bisa menggerakkan warga untuk lebih sadar dalam mengelola sampah organik dan anorganik,” ujarnya.
DLH memberikan paparan terkait kebijakan dan program strategis pengelolaan sampah, seperti penerapan eco-office dan eco-school sebagai upaya pengurangan sampah.
“Dalam mengurangi penimbunan sampah, salah satunya dengan menerapkan ecooffice dan ecoschool,” jelas Ibu Tajria Rahmawati.
Sementara itu, PJNU memaparkan konsep teknis bank sampah berbasis aksi langsung, mulai dari pemilahan sampah rumah tangga, menabung sampah, hingga peluang kemitraan yang memberikan manfaat ekonomi.
“Bank Sampah berperan dalam menampung sampah, mengambil uang dari sampahnya, dan pinjaman uang,” terang Bapak Muhammad Agung Susanto, S.E.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif.
Masyarakat aktif bertanya, termasuk Ketua RT 001 yang menanyakan mekanisme penitipan sampah oleh anak-anak.
“Apakah diperbolehkan apabila anak-anak kecil mengumpulkan sampah lalu menyerahkannya kepada saya selaku Ketua RT untuk ditampung sementara?” tanya Mista.
Agung menjawab bahwa hal tersebut diperbolehkan, bahkan pihak bank sampah siap memberikan bantuan jika terdapat kendala.
“Ya, diperbolehkan. Bila ada kekurangan dana, bisa menghubungi pihak Bank Sampah untuk mendapatkan solusi,” jawabnya.
DLH dan Bank Sampah juga memberikan penjelasan teknis pengelolaan sampah. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau pakan maggot, sampah anorganik dapat dijadikan produk seperti batako, sedangkan sampah residu dibuang ke TPST.
HMJ Pendidikan Biologi berharap kegiatan ini mampu mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan serta melihat potensi ekonomi dari sampah.
“Kami percaya bahwa bank sampah bukan hanya menjadi solusi untuk mengurangi timbunan sampah, tetapi juga sarana edukasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Dengan partisipasi aktif warga, kami berharap bank sampah dapat berjalan mandiri dan konsisten,” ujar perwakilan HMJ.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Serang Tunjuk Jubir, Pengamat Sebut Tidak Penting
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal perubahan positif dalam pengelolaan lingkungan Kampung Bulakan menuju desa wisata yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. ***