BANTENRAYA.COM – PT Daya Inti Guna Yasa atau MDIY melihat potensi pasar ritel di Indonesia, akan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga tahun 2028.
Berdasarkan prospektus MDIY, pertumbuhan pasar ritel yang menyediakan kebutuhan rumah tangga sejalan dengan meningkatnya tingkat urbanisasi, mempromosikan pembangunan permukiman baru dan properti residensial, yang meningkatkan permintaan akan produk perlengkapan rumah tangga untuk mengimbangi meningkatnya jumlah pemilik rumah.
Berdasarkan data historisnya, MDIY memiliki sebanyak 73 toko di seluruh Indonesia pada tahun 2018, namun jumlah tokonya meningkat menjadi 698 pada tahun 2023.
Ke depannya, industri ritel perlengkapan kebutuhan rumah tangga diperkirakan akan mencatatkan tingkat pertumbuhan tertinggi pada range tahun 2023 hingga 2028.
BACA JUGA : Kolaborasi BRI dan Indogrosir Lahirkan Inovasi Transaksi, Sinergi Penguatan UMKM dan Ritel Modern
MDIY juga menilai, urbanisasi didorong oleh kebutuhan akan pendidikan tinggi, lapangan kerja dan peluang keuangan yang lebih baik.
Selain itu, jumlah rumah tangga berukuran kecil dan pendapatan rumah tangga diprediksi akan berkembang seiring dengan terus berlanjutnya pembangunan sosial ekonomi Indonesia, dan pasar perlengkapan rumah tangga diperkirakan akan tumbuh secara signifikan sebagai hasil dari kemajuan ini.
Oleh sebab itu, toko-toko perlengkapan rumah tangga modern yang tumbuh di wilayah-wilayah ini memiliki peluang untuk menarik konsumen yang mencari pengalaman berbelanja yang lebih baik melalui pilihan produk yang luas, etalase yang modern dan dirancang dengan baik, serta harga yang terjangkau.
Profil Konsumen Ritel di Indonesia
Kondisi perekonomian global saat ini di tengah ketidakpastian politik domestik dan internasional yang berdampak pada perekonomian Indonesia secara umum mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa.
BACA JUGA : Pimpin Aprindo, Solihin Siap Komitmen Tingkatkan Peran Ritel di Perekonomian Nasional
Oleh sebab itu, pemerintah terpaksa mengimpor barang dan jasa, yang mengakibatkan naiknya biaya barang-barang tersebut.
Melalui hal ini, konsumen Indonesia kini lebih cenderung memilih opsi yang terjangkau saat berbelanja.
Perubahan perilaku ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk pandemi Covid-19 dan keadaan ekonomi negara.
Hal ini jelas dari sebuah penelitian yang menunjukkan konsumen Indonesia berencana untuk menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya.
Perilaku semacam ini termasuk mengunjungi toko yang memberikan pengurangan biaya pengiriman produk, membeli barang selama promosi atau penawaran khusus, dan lebih cenderung membandingkan harga di berbagai situs web dan toko.***