BANTENRAYA.COM – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabodebek dan Provinsi Banten melaporkan, tingkat penggunaan layanan pay latter atau buy now pay latter (BNPL) warga di Banten mengalami peningkatan, hingga mencapai transaksi sebesar Rp1,87 Triliun pada Juli 2024.
Kepala Kantor OJK Jabodebek dan Provinsi Banten Roberto Akyuwen menyampaikan, layanan produk pay latter terus mengalami peningkatan, tercatat ada sebanyak 1,26 juta entitas yang menjadi kreditur pay latter melalui layanan perbankan di Banten.
“Sementara itu, ada sebanyak 818 ribu entitas di Banten yang tercatat melakukan kredit paylater menggunakan jasa dari sektor non bank,” kata Roberto dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Bantenraya.com, Rabu 18 September 2024.
Lebih rinci, Roberto menjelaskan pada posisi bulan Juli 2024, baki debet kredit atau saldo pokok layanan pay latter yang digunakan oleh masyarakat Banten melalui sektor perbankan ada sebanyak 1,47 triliun atau tumbuh 43,10 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,02 triliun.
“Adapun saldo pokok yang digunakan oleh masyarakat Banten melalui sektor non bank dalam periode yang sama sebesar Rp0,45 triliun tumbuh 12,10 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp0,39 triliun,” jelas Roberto.
Jika dibandingkan dengan daerah terdekat di Jakarta, jumlah transaksi paylater di Ibu Kota Indonesia tersebut mencapai Rp3,7 triliun dengan jumlah entitas sebanyak 3,21 juta pengguna baik kredit melalui sektor perbankan maupun non bank.
Baca Juga: Jalan Rusak dan Lampu PJU Minim, Jadi Penyebab Wisata Lembur Kula Gulung Tikar
Meski demikian, kondisi tersebut masih terbilang cukup aman sebab masyarakat di Banten maupun Jakarta mampu melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
“Resiko kredit paylater di Banten untuk sektor perbankan turun menjadi 2,26 persen dari sebelumnya 2,62 persen dalam satu bulan, dan di sektor non bank juga turun menjadi 2,56 persen dari 2,90 persen,” terang Roberto.
Beralih kepada sektor pinjaman online (Pinjol), Kantor OJK Jabodebek dan Provinsi Banten juga mencatat pertumbuhan sebesar 13,72 persen secara tahunan dari Rp29,36 triliun pada Juli 2023 menjadi sebesar Rp33,38 triliun pada Juli 2024 dengan kualitas pembiayaan atau non performing financing (NPF) sebesar 2,60 persen yang masih terjaga di bawah threshold sebesar 5 persen.
Baca Juga: YouTuber IShowSpeed Buktikan Bahwa Batik dari Indonesia Bukan Malaysia
“Meski demikian jumlah penerima pinjaman yang aktif di Banten mengalami penurunan sebesar -11,28 persen dari 1,52 juta entitas pada Juni 2023 menjadi 1,35 juta entitas pada Juni 2024,” kata Roberto.***