BANTENRAYA.COM – Dalam rangka panen raya yang terjadi selama bulan Agutus dan September 2024 di Banten, Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten meminta agar PT Agrobisnis Banten Mandiri atau ABM menyerap hasil panen dari para petani lokal.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama atau Dirut PT ABM Saeful Wijaya mengklaim jika pihaknya sudah melakukan penyerapan komoditas pangan beras dari hasil petani-petani lokal yang ada di Banten.
“Terkait itu kita sudah serap langsung ya dalam bentuk berasnya, daei petani di Cimanuk Pandeglang. Untuk saat ini hanya dari situ (Cimanuk, Pandeglang),” kata Saeful kepada wartawan, Selasa, 10 September 2024.
Saeful mengungkapkan, untuk jumlah beras yang dibeli dari petani lokal adalah sebanyak dua ton untuk setiap minggunya. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa, untuk jumlah target yang akan diserap oleh PT ABM belum dapat ditentukan.
Baca Juga: Bukan Serang, Ini Dua Kabupaten di Provinsi Banten yang Duduki Peringkat Atas Kerawanan Pemilu
Akan tetapi, sejauh ini PT ABM berkomitmen untuk terus melakukan penyerapan hasil panen dari petani lokal du Banten.
“Untuk berasnya itu sekitar dua ton perminggu ya, dan ini sudah jalan minggu ketiga sejak diberikan arahan,” ucapnya.
“Kalau untuk target, sejauh ini kita belum ada target berapa banyak, terus berjalan aja. Dan kita juga melihat di kondisi pasar saat ini sudah cukup bagus ya berjalannya. Jadi kita tetap lakukan penyerapan dari petani lokal. Kalau nanti mungkin ada kelangkaan baru kita akan lakukan kolaborasi dengan Bulog,” tambahnya.
Terkait harga beras yang saat ini ada kenaikan, Saeful mengakui akan hal tersebut. Tetapi, menurut Saeful, hal itu dikarenakan harga gabah yang juga mengalami kenaikan, dan kenaikan yang terjadi saat ini masih dinilai sebagai rata-rata yang normal.
Baca Juga: Andika Hazrumy Dapat Sokongan Dukungan dari Koalisi Serang Bedas
“Memang harganya agak sedikit naik, tapi memang harga gabahnya juga cukup bagus (naik,-red). Karena kalau harganya rendah kasihan juga petani, kita kan juga perlu menjaga itu,” jelasnya.
Saat ditanya apakah ada komoditas lain selain beras yang diserap dari para petani lokal, Saeful menerangkan saat ini PT ABM masih fokus pada komoditas pangan seperti beras saja untuk penyerapan dari petani lokal.
“Saat ini cuma beras aja, adapun yang lain seperti gula dan minyak, itu kan sudah dari industri ya pabrikasi. Jadi untuk saat ini cuma beras aja yang kita serap,” pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, penyerapan hasil panen dari petani lokal di tengah adanya panen raya padi dinilai bisa membantu menstabilkan harga pasaran, di saat melonjaknya harga beras meskipun adanya beras impor.
Baca Juga: Empat Desa di Kramatwatu Kabupaten Serang Alami Kisis Air Bersih
“Tadi dilihat di data bulog, impor sudah masuk semua 2,5 juta ton. Jadi secara stok, ketersediaan mah karena kita mengandalkan stok bulog, itu dinyatakan aman. Tapi saat ini, di kita kan sedang musim tanam, nunggu panen kan lama, sekitar 4 bulan lagi. Jadi ini harus diantisipasi stok secara se-Banten. Dari panen yang ada. Harusnya di beli oleh badan usaha yang ada, BUMD yaitu PT ABM. Supaya ketika ada kenaikan yang terlalu tinggi, kita bisa lakukan operasi pasar untuk menurunkan harga,” kata Babar.
Babar juga menyampaikan, saat ini merupakan momen yang tepat untuk menyerap hasil panen dari petani.
Sebab, saat ini Banten tengah dalam masa panen raya.
“Kalau kami mengimbau, karena musimnya sekarang, sekaranglah menyerapnya. Jangan sampai melakukan penyerapan tapi sudah tidak panen, percuma. Jadi justru saat ada panen lah harusnya untuk segera lakukan. Timing-nya, terutama yang kita lakukan, kita tekankan,” tandasnya.***