BANTENRAYA.COM – Dinas Kesehatan Provinsi Banten mengevaluasi program pengentasan kematian ibu dan anak di Provinsi Banten.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten pun mengungkapkan akar masalah Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) di Banten.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, AKI AKB di Banten masih menjadi masalah di Provinsi Banten.
Baca Juga: Arti Tanda Tanya Dua Kali, Viral Usai Karyawan Ditegur Oleh Sang Atasan Gegara Tanda Baca
Meskipun demikian, kondisi Provinsi Banten saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan saat beberapa tahun sebelumnya.
“Beberapa tahun lalu kita masih terburuk ketiga tapi sejak tahun 2021, 2022, 2023 kita jadi ketiga terbaik se-Indonesia,” kata Ati.
Ati mengatakan, salah satu masalah penyebab AKI AKB di Banten tinggi karena masih ada banyak yang tidak melaporkan kasus kelahiran selamat.
Baca Juga: Jadi UMKM Unggulan, Pabrik Tahu di Gunungsari Bertahan dengan Alat Tradisional dan Belum Modern
Padahal, jumlah kasus kelahiran selamat merupakan pembanding jumlah AKI AKB.
Ketika bilangan pembanding ini lebih sedikit, maka ketika ada lasus kematian ibu dan bayi terlihat seakan-akan jumlah kasus kematian ibu dan bayi tinggi.
Padahal, ini terjadi karena ada banyak yang tidak melaporkan kelahiran selamat.
Baca Juga: Dapat Akta Nikah Resmi, 70 Pasangan Lansia di Kabupaten Serang Ikuti Sidang Isbat Nikah
Mereka biasanya adalah klinik praktek, dokter praktek, dan dukun beranak.
“Kalau yang melaporkan kelahiran hidupnya sedikit, maka penyebutnya sedikit, seolah-olah angka kematian ibu kita besar,” kata Ati. ***