BANTENRAYA.COM – Dalam rangka antisipasi memasuki musim kemarau, Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten terus mengupayakan pendistribusian irigasi perpompaan dan pompanisasi bagi lahan pertanian.
Hal itu dilakukan agar lahan-lahan pertanian yang ada tidak mengalami gagal panen atau kekurangan air.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah atau Plh Sekda Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, saat ini Pemprov Banten terus mengupayakan langkah-langkah antisipasi perubahan iklim yang mengancam produktifitas pangan di Banten.
“Kita secara terkoordinasi sedang bersiap-siap mengurangi dampak dari perubahan iklim khususnya pada kemarau panjang. Beberapa langkah antisipasi Pemprov Banten bersama Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian adalah dengan telah mendistribusikan 899 unit pompa. Sisanya yang belum didistribusikan tinggal menunggu verifikasi data sehingga penyalurannya dapat tepat sasaran,” kata Virgojanti, Selasa, 16 Juli 2024.
Baca Juga: Pemprov Sebut Pengelolaan KKPD Berpotensi Meningkatkan Profit Bank Banten
Virgojanti juga mengatakan, selain mendistribusikan pompa langkah antisipasi lain yang dilakukan adalah dengan menyalurkan 338 unit Irigasi perpompaan kepada Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten.
“Saat ini yang sudah tersalurkan itu sudah 338 unit Irpom, terdiri dari 155 unit untuk Kabupaten Lebak, 85 unit untuk Kabupaten Pandeglang, 55 unit untuk Kabupaten Serang, 28 unit Kabupaten Tangerang, dan 15 unit untuk Kota Serang. Secara teknis satu unit irpom mampu mengaliri sekitar 20 hektar sawah, sehingga kalau 338 unit irpom itu mampu mengaliri sekitar 6.760 hektar untuk satu kali masa tanam,” jelasnya.
“Sehingga insyaAllah dengan langkah antisipasi ini masa panen kita di bulan Agustus nanti bisa berjalam dengan lancar,” tambahnya.
Selain pompanisasi, Virgojanti juga menjelaskan upaya antisipasi lainnya adalah menjaga stabilitas harga beras.
Baca Juga: Jauh Diatas UMK, Pengusaha Tahu di Kabupaten Serang Untung Puluhan Juta Perbulan
Sehingga, kata dia, ketersediaan pupuk subdisi dan air yang memadai harus dipastikan aman.
Virgojanti mengklaim, saat ini ketersediaan pupuk di Banten sangat mencukupi untuk kebutuhan masa tanam.
Ia mengimbau, dengan banyaknya ketersediaan pupuk yang ada, pihaknya mengimbau agar para petani dan kelompok tani dapat penyerap keberadaan pupuk tersebut.
“Ketersediaan pupuk juga merupakan hal krusial untuk menghindari lonjakan harga beras yang merugikan masyarakat. Kami telah meminta tambahan ketersediaan pupuk melalui surat resmi kepada Gubernur, yang telah direspons positif untuk memenuhi kebutuhan luas tanah yang telah direncanakan,” ucapnya.
Baca Juga: Desa Wisata Kacida Cibuntu Kabupaten Serang Berpeluang Juarai ADWI
“Makanya, kami mengimbau agar para petani dan kelompok tani (poktan) dapat menyerap alokasi pupuk sesuai dengan kebutuhan yang telah diusulkan, serta kepada kios untuk mengalokasikan pupuk sesuai rencana yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, segala upaya yang dilakukan tersebut adalah untuk menjaga stabilitas harga beras dan kelangsungan produksip pertanian yang ada.
“Ini adalah komitmen kami untuk terus memantau dan menjaga harga pangan dengan mengoptimalkan upaya yang ada. Selain itu jug guna mendukung ketahanan pangan nasional, terkhusunya Banten,” pungkasnya.
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Agus M Tauchid menyampaikan, saat ini Pemprov Banten mengalami kemajuan yang signifikan dalam upaya menanggulangi risiko kekeringan melalui pendistribusian hingga pemasangan Irigasi perpompaan dan Pompanisasi di seluruh wilayah Provinsi Banten.
Baca Juga: Banyak Guru Memasuki Usia Pensiun, Sekolah di Banten Hipuskan Rombel
“Belajar dari tahun yang lalu, upaya mitigasi risiko kekeringan menjadi sangat penting, terutama saat wilayah Provinsi Banten yang saat ini akan memasuki musim kemarau yang diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga September. Maka untuk mengantisipasi itu adalah dengan kita memanfaatkan pompanisasi, dimana kapasitas pompa telah meningkatkan Perluasan Areal Tanam (PAT) sampai saat ini seluas 24.000 hektar,” kata Agus.
“Saat ini dari 1.163, baru tersalurkan sebanyak 899 unit, kita harapkan apabila 1.163 Pompanisasi itu sudah tersalurkan semua dan ditambah dengan 338 unit irpom, itu akan mampu memberikan luasan PAT sebesar 70.000 hektar,” tambahnya.
Agus menprediksi, pada musim puncak panen mendatang, akan ada sekitar 183.837 ton beras yang dihasilkan dari luas lahan panen seluas 49.930 hektar.
“Dan nanti pada puncak panen selanjutnya di sekitar bulan September, di mana luas panen mencapai 56.557 hektar, kami perkiraan itu mampu menghasilkan sekitar 208.235 ton beras,” pungkasnya.***