BANTENRAYA.COM – Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon atau TNUK di Pulau Jawa, Kabupaten Pandeglang dijaga ketat anjing pelacak.
Baru-baru ini Balai TNUK bersama tim Panthera Malaysia melakukan studi tiru penggunaan anjing pelacak dalam patroli dan penyergapan pemburu di kawasan Ujung Kulon.
Penggunaan anjing pelacak di Ujung Kulon juga dapat digunakan untuk mencari bukti-bukti tindak pidana kehutanan seperti jerat, senjata, maupun peralatan lainnya.
Baca Juga: Menyeberang Pulau, Rumah Zakt Ajak Anak Yatim dan Dhuafa Pulopanjang Belanja Perlengkapan Sekolah
Penggunaan anjing pelacak di Malaysia sudah diterapkan di Taman Nasional maupun hutan lindung dari ancaman pemburu harimau.
Dikutip Bantenraya.com dari rilis Balai TNUK, dalam studi tiru ini diharapkan dapat digunakan di Taman Nasional Ujung Kulon untuk memperkuat pengamanan Badak Jawa dari perburuan.
Keberadaan Badak Jawa di Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang, Banten sangat rawan diburu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Guna mencegah pemburuan Badak Jawa di Ujung Kulon, Balai TNUK bekerja sama dengan kepolisian, dan TNI meningkatkan pengawasan dengan penggunaan anjing pelacak atau K9.
Penggunaan anjing pelacak ini dalam rangka pengawasan kawasan di Ujung Kulon. Dengan harapan, penggunaan anjing pelacak mencegah perburuan Badak Jawa.
Tak hanya anjing pelacak, Balai TNUK juga telah meningkatkan pengamanan dengan full protection sistem pada area Semenanjung, menggunakan teknologi drone thermal, dan kamera realtime.
Penggunaan full protection sistem di kawasan Ujung Kulon bekerja sama dengan jajaran Polda Banten dan TNI, sehingga perhitungan jumlah Badak Jawa lebih akurat. ***
Balai TNUK bersama tim Panthera Malaysia melakukan studi tiru penggunaan anjing pelacak dalam patroli dan penyergapan pemburu di kawasan Ujung Kulon.