BANTENRAYA.COM – Berawal dari sebuah rasa keprihatinannya terhadap para petani singkong di kampungnya, Lili Magadir, perempuan berusia 57 tahun akhirnya memutuskan untuk memutuskan mengundurkan diri sebagai buruh pabrik.
Ia kemudian banting stir dengan membuka usaha keripik singkong.
Ia akhirnya sukses, sekaligus menggugah kembali semangat petani singkong di kampungnya.
Di rumah produksi sederhananya di Kampung Citumpeng, Desa Muncangkopong, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Lili bisa memproduksi hingga 1 kwintal keripik singkong dengan omset harian mencapai Rp1,2 juta.
Omzet yang ia dapat bahkan jauh di atas ketika dirinya masih menjadi buruh pabrik yang hanya diupah berdasarkan upah minimun.
Baca Juga: Menko Perekonomian: Koperasi Merah Putih Jadi Penyelamat Warga dari Jeratan Rentenir
“Sehari saya bisa hasilkan 100 kilogram keripik singkong, bahkan bisa lebih, apalagi kalau lebaran. Omzet harian bisa Rp1,2 juta. Kalau dihitung-hitung sebulan tentunya lebih dari Rp30 juta,” kata Lili saat ditemui pada Kamis, 8 Mei 2025.
Untuk pemasaran dirinya mengaku tidak kesulitan, lantaran sudah banyak pelanggan yang datang.
Selain penjualannya dilakukan di dalam negeri, penjualannya pun bahkan sampai ke mancanegara.
“Kalau masalah penjualan kadang- kadang ada yang melalui tlp, yang langsung datang kerumah juga ada, malah sampai luar Negeri juga ada seperti Qatar, Arab Saudi, kalau di luar kotanya paling ke Bandung sama Jakarta sudah rutin itu mah satu Minggu sekali,” tuturnya.
Baca Juga: BI Banten Sebut Pertumbuhan Ekonomi 5,19 Persen Positif Tingkatkan Investasi
Tahun 1991 silam, Lili hanyalah seorang buruh pabrik swasta di Jakarta. Sadar karirnya tak berkembang, ia kemudian memutuskan untuk berhenti dan kembali ke kampungnya.
Sebelumnya, ia sendiri mengetahui bahwa di kampungnya, mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani singkong dan ia melihat itu sebagai peluang.
Hingga akhirnya pada tahun 2006, Lili memberanikan diri untuk mengumpulkan singkong yang dihasilkan para petani.
Oleh Lili, singkong tersebut diubah menjadi keripik. Dengan ketekunan, lambat laun usaha barunya itu akhirnya menghasilkan.
Baca Juga: Hobi Traveling, Kunjungi Tempat-tempat Ikonik di Banten
“Kalau saya buka usaha keripik singkong kayanya maju nih soalnya yang usaha keripik singkong di kampung kan belum ada waktu itu makanya saya buka usaha keripik singkong ini, alhamdulilah sekarang mah bisa maju para petani jadi semangat bertanam karena ada yang beli,” ujar Lili menceritakan awal mula bisnisnya dijalankan.
Rupanya, usaha yang dijalankan Lili tak sekedar untuk memperkaya diri. Lewat usahanya itu, petani-petani singkong di kampungnya menjadi lebih bersemangat dan produksinya terus meningkat.
Para petani kini tak bingung kemana harus menjual hasilnya panennya, mereka tahu bahwa Lili pasti akan membelinya.
“Ada yang bawa 50 kg, 100 kg ada yang kesini, apalagi yang banyak sama saya ditampung terus, malah kadang- kadang ada yang punya satu kebun yang mau di borongin,” ucap Lili.
Baca Juga: Jual 19 Ekor Sapi Bantuan Kementerian Pertanian, Dua Pria di Kabupaten Serang Dituntut Ringan
Bagi Lili, perjalanan hidup bukanlah sebuah misteri. Ia menegaskan bahwa nasib seseorang sangat bisa ditentukan.
Selagi mau berusaha dan mencoba lagi ketika gagal, ia memastikan bahwa keberhasilan pasti akan datang.
“Haru berani, itu kuncinya. Nasib kita di masa depan, ditentukan keputusan kita hari ini. Kalau kita berleha-leha dan hanya meratap, yasudah, wasalam!,” tandasnya.***